RASIONALITAS KARIMOV DALAM KEBIJAKAN LUAR NEGERI UZBEKISTAN UNTUK BERGABUNG KEMBALI DALAM COLLECTIVE SECURITY TREATY ORGANIZATION ( CSTO ) TAHUN 2006

Main Author: SUDIRMAN, FATURACHMAN ALPUTRA
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/29564/1/jiptummpp-gdl-faturachma-29767-2-babi.pdf
http://eprints.umm.ac.id/29564/2/jiptummpp-gdl-faturachma-29767-1-pendahul-n.pdf
http://eprints.umm.ac.id/29564/
Daftar Isi:
  • Pembimbing I : Victory Pradhitama, M.Si, Pembimbing II: Ruli I. Ramadhoan, M.Si Penelitian dalam skripsi ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi rasionalitas Karimov mengeluarkan kebijakan luar negeri Uzbekistan untuk bergabung kembali dalam Collective Security Treaty Organizaton ( CSTO). Metode penelitian dalam penelitian ini adalah eksplanatif karena bertujuan untuk menganalisa dan mengidentifikasi faktor faktor yang menyebabkan Karimov membuat kebijakan luar negeri Uzbekistan untuk bergabung kembali dalam CSTO. Berdasarkan teknik pengumpulan data, penelitian ini merupakan studi pustaka atau literatur. Kerangka pemikiran yang digunakan dalam skripsi ini ialah teori rational choice. Teori rational choice digunakan untuk mengetahui alasan Karimov membuat kebijakan kebijakan luar negeri Uzbekistan untuk bergabung kembali dalam CSTO. Untuk menjawab permasalahan itulah teori Charles W Kegley dan Eugene R Witkopf diperlukan. Dalam teorinya, dikemukakan tahapan-tahapan yang diambil oleh seorang aktor yang menghasilkan suatu kebijakan luar negeri. Diantaranya adalah Problem of Recognition and Definition, Goal, Identification of Alternative dan Choice. Temuan di dalam penelitian ini menyimpulkan bahwa penyebab Karimov membuat kebijakan luar negeri Uzbekistan untuk bergabung kembali dalam CSTO, ialah karena ancaman kelompok islam ekstrimis yang berusaha menggulingkan rezimnya dengan aksi resis dan subversive dan intensifikasi liberalisasi politik AS terhadap pemerintahan Karimov yang belum demokratis. Sehingga bergabung kembali dalam CSTO dapat membantu menekan kelompok islam ekstrimis dengan biaya politik yang lebih rendah ( Isu HAM ) untuk mengamankan kekuasaan Karimov di Uzbekistan.