KOMUNIKASI SOCIAL MARKETING DALAM REVITALISASI BANJAR SEBAGAI INSTITUSI BUDAYA LOKAL MASYARAKAT LOMBOK (Study Pada Banjar Temolan, Dusun Gerumpung, Desa Sepit, Kecamatam Keruak, Kabupaten Lombok Timur)
Main Author: | Meita, Fanty Pratiwi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2011
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/29559/1/jiptummpp-gdl-s1-2011-fantyprati-22089-PENDAHUL-N.pdf http://eprints.umm.ac.id/29559/2/jiptummpp-gdl-s1-2011-fantyprati-22089-BAB%2BI.pdf http://eprints.umm.ac.id/29559/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini dilatar belakangi oleh keinginan peneliti untuk mengetahui proses social marketing yang terjadi dalam revitalisasi Banjar khusunya Banjar Temolan Dusun Gerumpung. Revitalisasi Banjar ini merupakan suatu upaya untuk menjadikan Banjar sebagai institusi budaya lokal yang bermanfaat disemua aspek, bukan hanya dalam aspek pernikahan dan kematian saja. Pada kegiatan social marketing kali ini yang menjadi produk sosialnya adalah revitalisasi Banjar temolan. Selain tujuan revitalisasi yang telah disampaikan sebelumnya, revitalisasi Banjar Temolan juga bertujuan untuk meningkatkan kehidupan masyarakat Dusun Gerumpung Banjar Temolan agar dapat berkembang terus kearah yang lebih baik. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori difusi inovasi oleh Everet Roger. Teori ini digunakan karena dinilai berkesinambungan dengan komunikasi social marketing revitalisasi Banjar Temolan. Teori mengenai sebuah gagasan atau ide baru yang akan dipasarkan pada target adopters, dimana dalam target adopters tersebut terdapat pengklasifikasian berdasarkan masing-masing tingkat adopsi yang dimilki oleh target adopters. Selain teori Everet Roger, model komunikasi Berlo juga berkesinambungan dengan kegiatan komunikasi social marketing dalam revitalisasi Banjar Temolan. Hal ini dlihat karena dalam model komunikasi Berlo menjelaskan antara sumber (social marketers/ social agent) dan penerima pesan (target adopters) harus memilki unsur kemampuan dan keterampilan dalam berkomunikasi, sikap, pengetahuan, system sosial dan budaya. Semua unsur yang terdapat dalam model Berlo ini sangat berkaitan dengan komunikasi social marketing revitalisasi Banjar Temolan. Dalam penelitian ini juga menggunakan metode penelitian kulitatif dimana dalam perolehan datanya menggunakan teknik wawancara langsung. Wawancara ini ditujukan pada nara sumber yang terdiri dari pengagas ide dan tokoh masyarakat Banjar Temolan Dusun Gerunpung (social marketer/ social agent) serta perwakilan masyarakat Banjar Temolan sebagai target adopters. Selain wawancara penelitian ini juga menggunakan cara observasi dan dokumentasi untuk mengumpulkan data penetian yang dibutuhkan. Hasil yang didapatkan dari penelitian komunikasi social marketing dalam revitalisasi Banjar Temolan adalah proses kegiatan social marketing yang berjalan dalam revitalisasi Banjar Temolan menyerupai proses kegiatan komunikasi social marketing yang dijelaskan oleh para ahli. Adapun dikatakan komunikasi sangat erat kaitannya dengan social marketing dikarenakan dalam kegiatan social marketing sangat memerlukan keterampilan berkomunikasi untuk mengajak agar masyarakat melaksanakan produk sosial yang dipasarkan (pengadopsian gagasan/ ide oleh target adopters).