PENGARUH NEOKONSERVATIF DALAM KEBIJAKAN LUAR NEGERI AMERIKA TERKAIT KONFLIK ISRAEL -PALESTINA (Perbandingan pengaruh Neokonservatif pada masa pemerintahan Bill Clinton dan George Walker Bush)
Main Author: | ELSAPUTRA, FAJRIN |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/29551/1/jiptummpp-gdl-fajrinelsa-29301-2-babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/29551/2/jiptummpp-gdl-fajrinelsa-29301-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/29551/ |
Daftar Isi:
- Pembimbing I : Ruli Inayah Romadhoan S.Sos, M.Si, Pembimbing II : Tonny Dian Effendi, S.Sos, M.Si Penelitian ini menganalisa bagaimana pengaruh neokonservatif dalam kebijakan luar negeri Amerika era Bill Clinton dan George Walker Bush terkait konflik Israel-Palestina. Pasca perang dingin Amerika berperan aktif dalam menjaga stabilitas keamanan Internasional terutama di kawasan Timur Tengah, termasuk dalam proses perdamaian Israel-Palestina baik sebagai moderator maupun fasilitator. Dalam memberikan pengaruhnya terhadap kebijakan luar negeri Amerika terkait konflik Israel-Palestina di masa Clinton dan George W. Bush neokons menggunakan jalur-jalur Partai Politik, Birokrasi, Media Massa dan Lembaga-lembaga non pemerintahan sebagai strategi mereka mempengaruhi kebijakan luar negeri Amerika terkait konflik Israel-Palestina. Metode penelitian yang digunakan penelitian ini yakni metode penelitian studi kepustakaan dengan memperoleh data melalui buku-buku, jurnal, surat kabar, Internet dan lainnya. Sedangkan tehnik analisa data yang digunakan yakini dengan menggunakan deskriftif analitik. Hasil studi menunjukan pengaruh neokons di era Bill Clinton begitu lemah di karenakan minimnya dominasi kekuasaaan neokons di birokrasi terutama posisi-posisi strategis kementrian, serta Bill Clinton merupakan presiden yang berasal diri partai demokrat yang mana neokons merupakan klompok yang berasal dari partai republik, sedangkan di masa pemerintahan George W. Bush neokons memiliki pengaruh yang sangat besar, hal ini dikarenakan dominasinya di pemerintahan serta menempati posisi-posisi strategis di pemerintahan sehingga mereka lebih leluasa memberi pengaruh terhadap kebijakan luar negeri Amerika terkait konflik Israel-Palestina.