PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD (Studi kasus PT. Miwon Indonesia)

Main Author: Prayogo, Dwi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/29480/1/jiptummb--dwiprayogo-28133-2-bab1.pdf
http://eprints.umm.ac.id/29480/2/jiptummb--dwiprayogo-28133-1-pendahul-n.pdf
http://eprints.umm.ac.id/29480/
Daftar Isi:
  • Dosen Pembimbing I : Ir. Dyah Retno P., MT Dosen Pembimbing II : Ferry Yulianto., ST PT. Miwon Indonesia salah satu produsen MonoSodium Glutamat (MSG), selama ini masih menggunakan sistem penilaian kinerja perusahaan tradisional yang hanya berfokus pada pengukuran kinerja keuangan. Penekanan penilaian kinerja perusahaan pada aspek-aspek non keuangan, seperti tingkat kepuasan pelanggan, tingkat kepuasan karyawan kegiatan operasi internal perusahaan masih kurang diperhatikan. Pengukuran yang hanya mempertimbangkan kinerja keuangan tersebut masih banyak memiliki kelemahan karena perusahaan tidak mampu mengukur harta-harta tak tampak dan kemampuan sumber daya manusianya. Pada penelitian ini konsep yang digunakan dalam merancang system pengukuran kinerja adalah Balanced Scorecard (BSC). Dikatakan balanced karena pengukuran yang dilakukan berusaha menyeimbangkan antara pengukuran kinerja keuangan dan non-keuangan, tujuan jangka pendek dan jangka panjang, serta antara perspektif internal dan eksternal. Adapun perspektif yang digunakan dalam penelitian ini meliputi empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, sumber daya manusia dan organisasi, dan proses bisnis internal. Dari keempat perspektif ini kemudian dikembangkan menjadi indikator-indikator kinerja dapat diukur guna mengetahui tingkat pencapaian kinerja perusahaan. Berdasarkan penentuan indikator kinerja berdasarkan BSC kemudian dilakukan pengukuran dengan menggunakan data-data yang diperoleh dari perusahaan untuk setiap indikatornya. Pengukuran ini menggunakan metode Objective Matrix (OMAX), di mana perusahaan secara periodik dapat melakukan perencanaan dan pengendalian terhadap pencapaian kinerja seluruh cabang atau unit produksi. Dalam pengukuran menggunakan OMAX, dimasukkan pula unsur bobot dari tiap indikator yang diukur, di mana dalam penentuan bobot tiap indikator tersebut menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Dalam pengukuran kinerja yang dilakukan menggunakan empat perspektif BSC dan menghasilkan 19 indikator kinerja. Hasil pengukuran kinerja selama 3 periode (periode 1 sampai dengan periode 3) Indeks pencapaian kinerja sebesar 2,053601646.