UPAYA MENGURANGI JUMLAH CACAT PRODUK DI PROSES PRODUKSI BOLA TOLAK PELURU DENGAN PENDEKATAN SIX SIGMA (Studi Kasus CV.Kharisma-Malang)

Main Author: Oktavianto, Sandy
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2012
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/29473/1/jiptummb--sandyoktav-28217-2-bab1.pdf
http://eprints.umm.ac.id/29473/
Daftar Isi:
  • Dosen Pembimbing I : Ir. M. Lukman, MT. Dosen Pembimbing II : Shanty Kusuma Dewi, ST. MT. CV. Kharisma merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi bola tolak peluru dan terletak di kota malang, Jawa Timur. Pada kondisi proses produksi saat ini di perusahaan terindikasi terjadi kecacatan yang timbul pada produksi Bola Tolak Peluru. Hal ini dideteksi dengan peningkatan jumlah produk cacat yang tidak memenuhi standart kualitas baik dari perusahaan maupun dari konsumen. Cacat yang terjadi pada produksi bola tolak peluru saat ini diakibatkan kesalahan pencampuran bahan dan pengaturan setting mesin yang tidak tepat pada proses pressing. Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengetahui penyebab terjadinya cacat dan memberikan rekomendasi perbaikan pada perusahaan agar jumlah produk cacat dapat dikurangi yaitu dengan menggunakan pendekatan six sigma. Tahap-tahap penelitian ini meliputi: pertama adalah tahap define, pemilihan obyek penelitian, mengidentifikasi jenis cacat, SIPOC (Suplier Input Process Output Customer), dan flowchart proses produksi. Sedangkan pada tahap measure, menentukan atribut produk yang kritis terhadap kualitas CTQ (Critical To Quality), pengukuran level cacat dalam bentuk DPMO dan level sigma yang akan dijadikan landasan kinerja awal. Selanjutnya, pada tahap analyze melaah jenis cacat yang menjadi tumpuan utama masalah dalam upaya peningkatan kualitas dan faktor apa saja yang menjadi penyebab munculnya kecacatan dengan menggunakan fishbone diagram. Tahap selanjutnya adalah improve, dengan menggunakan failure mode and effect analysis (FMEA) untuk membantu dalam menentukan rekomendasi perencanaan tindakan berdasarkan perbaikan yang dapat diterapkan untuk mengurangi level kecacatan. Dari hasil penelitian cacat yang paling dominan adalah bola kurang matang dan lapisan luar bola tidak menyatu. Rekomendasi perbaikan yang diberikan pada tahapan improve, yaitu bagi departemen quality control perlu adanya prosedural alur kegiatan yang jelas terstruktur bagi tiap tahapan proses produksi di perusahaan. Pada tiap-tiap lini produksi memunculkan rekomendasi berupa standar operating procedure (SOP) untuk prosedur mekanisme kegiatan produksi dan masing-masing kriteria cacat yang paling dominan terjadi akan mendapatkan tindakan perbaikan sesuai dengan penyebab cacat yang terjadi serta unit kerja pada tiap lini produksi tersebut