UJI AKTIVITAS ANTIJAMUR FRAKSI N-HEKSANA, ETIL ASETAT DAN METANOL RIMPANG LENGKUAS (Alpinia galangaL.) TERHADAP PERTUMBUHAN Trichophyton rubrum SECARA IN VITRO
Main Author: | ANGGREANI, EVA |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/29385/1/jiptummpp-gdl-evaanggrea-31212-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/29385/2/jiptummpp-gdl-evaanggrea-31212-2-babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/29385/ |
Daftar Isi:
- Mikosis superfisialis, salah satu dermatofitosis, cukup banyak diderita penduduk negara tropis. Genus Trichophyton, khususnya Trichophyton rubrum, merupakan penyebab dermatofitosis terbanyak di seluruh dunia. Saat ini sedang maraknya pengobatan “back to nature” atau pengobatan yang menggunakan tanaman herbal sebagai obat. Salah satu tumbuhan yang dikenal sebagai tanaman obat yaitu rimpang lengkuas (Alpinia galanga L.). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antijamur dari fraksi n-heksana, etil asetat dan metanol dari rimpang lengkuas terhadap pertumbuhan Trichophyton rubrum. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode dilusi tabung. Setelah dilakukan penelitian didapat bahwa fraksi etil asetat menunjukkan nilai KHM pada konsentrasi 1,56 mg/ml, tapi tidak menunjukkan nilai KBM. Sedangkan fraksi n-heksana pada konsentrasi terendah (1,56 mg/ml) hingga konsentrasi tertinggi (12,5 mg/ml) tidak memberikan nilai KHM dan KBM. Begitu juga untuk fraksi metanol, pada konsentrasi terendah (1,56 mg/ml) hingga konsentrasi tertinggi (50 mg/ml) tidak memberikan nilai KHM dan KBM. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa fraksi etil asetat rimpang lengkuas memberikan aktivitas antijamur terhadap pertumbuhan Trichophyton rubrum, sedangkan fraksi n-heksana dan metanol rimpang lengkuas tidak memberikan aktivitas antijamur terhadap pertumbuhan Trichophyton rubrum.