PORSI PENGGUNAAN BAHASA JURNALISTIK NASKAH BERITA RADIO (Analisis Isi Naskah Berita di Radio Elfara FM dan Radio Tidar Sakti FM)

Main Author: FAUZAN, ANASRULY
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2011
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/29345/1/jiptummpp-gdl-s1-2011-anasrulyfa-23981-PENDAHUL-N.pdf
http://eprints.umm.ac.id/29345/2/jiptummpp-gdl-s1-2011-anasrulyfa-23981-BAB%2BI.pdf
http://eprints.umm.ac.id/29345/
Daftar Isi:
  • Jurnalistik merupakan kegiatan menyiapkan, mencari, mengumpulkan, mengolah, menyajikan dan menyebarkan berita melalui media berkala kepada khalayak seluas-luasnya dengan secepat-cepatnya. Pengertian dan definisi bahasa jurnalistik dengan sendirinya harus merujuk pada kaidah dan unsur-unsur pokok yang terdapat dan melekat dalam definisi jurnalistik. Bahasa jurnalistik yang baik dapat dilihat dari kalimat-kalimat yang mengalir lancar dari awal hingga akhir. Bahasa Jurnalistik sangat demokratis dan populis. Disebut demokratis karena, dalam bahasa jurnalistik tidak dikenal istilah tingkat, pangkat dan kasta. Bahasa Jurnalistik disebut populis karena menolak semua klaim dan paham yang ingin membedakan tingkat derajat seseorang. Dalam hal ini Bahasa Jurnalitik berperan penting dalam penulisan naskah berita baik naskah berita Media Cetak maupun media elektronik. Penelitian ini lebih menitik beratkan pada Bahasa Jurnalitik yang digunakan pada media Elektronik yakni Radio. Penulisan naskah untuk disiarkan di radio secara teknis berbeda dengan cara penulisan di media massa cetak. Perbedaan utamanya, naskah berita radio harus menggunakan bahasa tutur atau bahasa percakapan (Spoken Words) dengan mengunakan kata-kata yang biasa diucapkan sehari-hari dalam obrolan lisan (spoken words). Secara umum, prinsip penulisan naskah berita radio antara lain ringkas, jelas, sederhana dan mudah dimengerti, serta untuk diucapkan, bukan untuk dibaca. Sedangkan pada penelitian ini pengamatan dilakukan pada Naskah berita radio Elfara FM dan radio Tidar Sakti FM. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif dengan menggunakan pendekatan analisis isi. Analisis isi dipilih karena peneliti mencoba untuk memaparkan isi yang dinyatakan secara objektif, sistematik, dan kuantitatif. Penelitian ini dilakukan pada 31 naskah berita Radio Elfara FM dan 30 naskah berita Radio Tidar Sakti FM. Data diperoleh dari dokumentasi naskah berita kedua radio. Setelah mendapatkan data yang dibutuhkan, peneliti melakukan pengkodingan dengan 2 orang koder, berdasarkan struktur kategori yang telah dibuat sebelumya. Kemudian menguji reliabilitas menggunakan rumus Holsty yang diperkuat dengan rumus Scott untuk mendapatkan nilai keterhandalan. Pengukuran menggunakan Chi Kuadrat merupakan langkah terakhir untuk menjawab hipotesa, yaitu ada atau tidak ada perbedaan yang signifikan pada penggunaan bahasa Jurnalistik Naskah berita radio Elfara FM dan radio Tidar Sakti FM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total frekuensi kemunculan kategori lebih besar Radio Elfara FM sebanyak 285 kemunculan. Sedangkan Radio Tidar Sakti FM sebanyak 266 kemunculan. Berdasarkan penghitungan Chi Kuadrat, hipotesa nol (h0) diterima yaitu tidak ada perbedaan penggunaan bahasa Jurnalistik yang signifikan pada naskah berita radio Elfara FM dan radio Tidar Sakti FM. Hal ini karena hasil Chi Kuadrat hitung sebesar 16,621 lebih kecil dari Chi Kuadrat tabel sebesar 23,68. Dari penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa penggunaan Bahasa Jurnalistik pada naskah berita kedua radio tidak jauh berbeda. Pada beberapa kategori terdapat penggunaan bahasa Jurnalistik secara maksimal, namun juga ada yang pengaplikasiannya tidak maksimal. Secara keseluruhan Kedua radio sudah menerapkan bahasa Jurnalistik pada naskah berita mereka, sehingga diharapkan penyiar dapat menyampaikan beritanya dengan baik. Selain itu, pendengar juga dapat menerima nilai berita secara utuh dan benar