PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PKn POKOK BAHASAN SISTEM PEMERINTAHAN DESA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS IV SDN PANJEREJO III REJOTANGAN TULUNGAGUNG
Main Author: | Hardianti, Nike |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/29127/1/jiptummpp-gdl-nikehardia-31861-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/29127/2/jiptummpp-gdl-nikehardia-31861-2-bab1.pdf http://eprints.umm.ac.id/29127/ |
Daftar Isi:
- Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting karena melalui pendidikan diharapkan mampu membentuk sumber daya manusia yang terampil, kreatif dan inovatif. Pendidikan di sekolah merupakan lembaga pendidikan utama dan merupakan pusat pengembangan sumber daya manusia dengan didukung oleh pendidikan dalam keluarga dan masyarakat. Pendidikan di sekolah dapat ditempuh mulai dari jenjang TK, SD, SMP, dan SMA, sampai perguruan tinggi. Pendidikan Kewarganegaraan atau PKn dikenal sebagai pelajaran yang cenderung membosankan karena lebih sering diasumsikan dengan pelajaran ceramah saja, pada waktu kegiatan pembelajaran guru memberikan materi dengan ceramah di depan kelas dan siswa menjadi pendengar dari materi yang diterangkan oleh guru. Padahal tugas seorang guru yang sebenarnya merupakan seorang fasilitator yaitu seorang guru bertugas memberikan fasilitas atau kemudahan bagi suatu kegiatan belajar mengajar siswa. Jika seperti di atas guru menjadi subyek yang aktif dan siswa yang pasif, hal ini sudah tidak sesuai dengan tujuan awal dari suatu pembelajaran. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di sekolah sebenarnya pembelajaran yang nyata jika dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari di sekitar lingkungan siswa contohnya saja pada materi kelas IV tentang Sistem Pemerintahan Desa. Pada suatu kegiatan pembelajaran khususnya dalam materi ini anak diharapkan tidak hanya dituntut sebagai pendengar setia dari suatu ceramah guru seperti kegiatan pembelajaran yang sebelumnya namun siswa dituntut berinteraksi langsung di lapangan guna mencari suatu informasi mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang berkaitan dengan Sistem Pemerintahan Desa. Pembelajaran PKn materi Sistem Pemerintahan Desa di SD sebenarnya pembelajaran yang menuntut interaksi siswa dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini mengakibatkan pembelajaran PKn perlu mengutamakan peran siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Sehingga pembelajaran yang terjadi adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa dan guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran tersebut. Guru berkewajiban untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran PKn yang tidak hanya mengasumsikan pembelajaran PKn itu pembelajaran ceramah dan teori saja. Tujuan ini tidak terlepas dari hakikat pembelajaran PKn sebagai produk, proses sikap berkewarganegaraan yang baik dan sikap berinteraksi sosial dengan orang lain yang santun. Siswa merupakan salah satu komponen manusia yang menempati posisi sentral dalam suatu kegiatan proses belajar mengajar. Di dalam proses belajar mengajar, siswa sebagai pihak yang ingin meraih suatu cita – cita, memiliki tujuan dan kemudian ingin mencapainya secara optimal. Dengan demikian tidak tepat jika siswa itu dijadikan suatu objek dalam suatu pembelajaran. Dalam konsep tersebut siswa diibaratkan sebagai obyek yang pasif seolah –olah barang yang terserah dan tergantung dibawa kemana oleh guru, karena disini guru lah yang dominan didalam suatu pembelajaran. Guru juga sangat menentukan keberhasilan siswa, terutama dalam proses belajar mengajar. Ketepatan menggunakan metode akan sangat mempengaruhi hasil belajar siswa. Guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang memotivasi siswa untuk belajar agar dapat meningkatkan hasil belajar dan menghindari kebosanan siswa. Metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran PKn sangat banyak. Namun guru sering menggunakan metode ceramah saja karena pelajaran PKn dianggap pelajaran menghafal saja. Namun setiap metode pasti memiliki kelebihan dan kelemahan sendiri – sendiri dan dapat tidaknya digunakan itu juga dipengaruhi juga tergantung dari materi yang diajarkan. Dari hasil observasi dengan wawancara guru PKn kelas IV SDN Panjerejo III pada tanggal 12 Maret 2012 diketahui bahwa 13 orang dari 25 siswa belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang telah ditentukan yaitu 70. Sedangkan 12 siswa yang telah mencapai KKM yang telah ditentukan, atau jika diprosentase 55% adalah siswa yang belum mencapai KKM dan 45% siswa sudah mencapai KKM dengan nilai sama dengan diatas 70. Dari permasalahan yang dikemukakan di atas, siswa yang belum tuntas mencapai KKM dan hasil belajar yang rendah dikarenakan kurang memahami konsep yang dipelajarinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari - harinya. Selain itu, guru pengajar bidang studi PKn juga mengaku jarang menggunakan metode pembelajaran yang variatif serta guru juga kesulitan memberikan media yang sesuai dengan materi pembelajaran yang dapat memotivasi anak untuk tertarik dengan mata pelajaran tersebut. Akibatnya siswa seringkali kesulitan menjawab pertanyaan guru, meskipun pertanyaan tersebut mudah dijawab karena masih berkaitan dengan fakta yang ada di lingkungan sekitar kehidupan sehari – hari siswa. Dari hasil identifikasi permasalahan di atas penulis berniat mencari solusi untuk melakukan perbaikan pada proses pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar dari mata pelajaran PKn khususnya pada materi Sistem Pemerintahan Desa. Salah satu alternatif metode pembelajaran yang dirasa tepat dan dapat digunakan untuk materi Sistem Pemerintahan Desa adalah dengan menggunakan Metode Inkuiri (penemuan). Metode Inkuiri merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan guru dalam pembelajaran dengan Metode inkuiri adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah. Bimbingan dan pengawasan guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi (Sagala, 2004). Metode Inkuiri ini sering digunakan dalam pembelajaran lain seperti : Sains, IPS dan Matematika namun metode ini dianggap oleh penulis efektif digunakan dalam mata pelajaran PKn materi Sistem Pemerintahan Desa karena nantinya pada praktek metode ini siswa akan berkunjung langsung ke tempat yang berkaitan dengan lembaga Sistem Pemerintahan Desa di daerah setempat. Di tempat tersebut nanti siswa akan berkomunikasi langsung dengan orang – orang yang berada di dalam lembaga tersebut sedangkan guru pada saat pembelajaran bertugas sebagai pembimbing dan fasilitator. Guru berperan dalam memilih masalah yang akan dikomunikasikan atau dipertanyakan dengan narasumber namun juga bisa dimungkinkan jika permasalahan itu ditentukan oleh siswa itu sendiri. Bimbingan dan pengawasan guru juga masih diperlukan tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan masalah juga harus dikurangi (Sagala, 2004).