PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VIII A SMP BRAWIJAYA SMART SCHOOL MALANG MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN INKUIRI TERPIMPIN
Main Author: | UMAM, KHOIRUL |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/29008/1/jiptummpp-gdl-khoiruluma-30595-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/29008/2/jiptummpp-gdl-khoiruluma-30595-2-babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/29008/ |
Daftar Isi:
- Penerapan kegiatan pembelajaran biologi yang masih berorientasi pada guru (teacher centered) dan perolehan konsep materi biologi yang masih dilakukan secara konvensional serta kerja praktikum siswa yang masih belum terlaksana dengan baik mengakibatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa kurang optimal. Oleh karena itu, penilaian terhadap keterampilan proses sains perlu dilakukan untuk mengetahui peningkatannya. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar biologi siswa kelas VIII A SMP Brawijaya Smart School Malang melalui model pembelajaran inkuiri terpimpin. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan pada bulan Juli s/d Oktober 2012 dan terdiri dari 2 siklus. Data keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa diambil dengan menggunakan lembar observasi, catatan lapangan, dokumentasi, dan test tulis. Analisis data dari penelitian ini dengan cara deskriptif kualitatif yaitu dengan cara menganalisis data perkembangan siswa dari siklus 1 sampai siklus 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penerapan model pembelajaran inkuiri terpimpin terlaksana dengan optimal, (2) penerapan model pembelajaran inkuiri terpimpin dapat meningkatkan keterampilan proses sains pada siklus 1 dan siklus 2, persentase keterampilan proses sains siswa sebesar 69,09% (cukup) di siklus 1 meningkat menjadi 86,97% (sangat baik) di siklus 2, (3) penerapan inkuiri terpimpin dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dari 32 siswa yang mengikuti tes, ada 19 siswa yang memperoleh nilai > nilai KKM dengan persentase 59,37% di siklus 1 sehingga dikatakan siswa belum tuntas belajar secara klasikal, kemudian meningkat menjadi 30 siswa yang memperoleh nilai > nilai KKM dengan persentase 93,75% di siklus 2 sehingga dikatakan siswa tuntas belajar secara klasikal.