PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII SMP NEGERI SATU ATAP MERJOSARI

Main Author: VIRGIANI, NUR LATHIFAH
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/29001/1/jiptummpp-gdl-nurlathifa-30647-1-pendahul-n.pdf
http://eprints.umm.ac.id/29001/2/jiptummpp-gdl-nurlathifa-30647-2-babi.pdf
http://eprints.umm.ac.id/29001/
Daftar Isi:
  • Pembelajaran yang efektif merupakan salah satu aspek dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Dalam pelaksanaannya tersebut, terjadi interaksi antara guru yang bertugas untuk mengajar dan siswa yang bertugas untuk belajar. Hasil belajar merupakan indikator ketercapaian dalam pembelajaran. hal belajar yang masih rendah menunjukkan suatu pembelajaran yang masih belum berhasil. Berdasarkan kenyataan di SMP Negeri Satu Atap Merjosari mata pelajaran biologi kelas masih rendah yaitu 5,7 nilai tersebut belum tuntas karena KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) kelas VII adalah 60. Hasil observasi awal di SMP Negeri Satu Atap Merjosari rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh motivasi belajar siswa rendah. Untuk itu perlu model pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar yaitu Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing dengan Media Power Point. Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui penerapan model pembelajaran Problem Posing dengan media Power Point dapat meningkatkan motivasi belajar biologi siswa, 2) Mengetahui penerapan model pembelajaran Problem Posing dengan media Power Point dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) penerapan model pembelajaran Problem Posing dengan media Power Point dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa yang diukur dari presentase ketuntasan belajar minimal secara klasikal dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I secara klasikal ketuntasan belajar siswa adalah 55.76% dikatakan belum tuntas karena siswa yang tuntas belajar kurang dari 60% dan jumlah ini meningkat pada siklus II menjadi 66.5% sehingga siklus II sudah dikatakan tuntas karena tuntas belajar lebih dari 60% siswa yang tuntas belajar.