MAKNA UMPATAN DALAM FILM (Analisis Semiotik Tentang Umpatan Dalam Film Punk in Love karya Ody C Harahap)

Main Author: Shanjaya, Rizky Rachman
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2011
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/28943/1/jiptummpp-gdl-s1-2011-rizkyrachm-21531-PENDAHUL-N.pdf
http://eprints.umm.ac.id/28943/2/jiptummpp-gdl-s1-2011-rizkyrachm-21531-BAB%2BI.pdf
http://eprints.umm.ac.id/28943/
Daftar Isi:
  • elektronik yang perkembanganya sangat pesat. Film biasanya dibuat sebagai perwujudan dari realitas kehidupan di masyarakat yang meliputi berbagai aspek kehidupan, antara lain aspek sosial, budaya, politik, ekonomi, pendidikan, serta aspek-aspek lain. Selain itu, film juga terbukti dapat mempengaruhi sikap, perilaku, cara pikir penonton terhadap sesuatu yang dilihatnya. Film Punk in Love karya Ody C Harahap ini mampu membrikan tontonan yang berbeda, meski dalam film Punk In Love lebih bertemakan film komedi, tetapi film ini mampu menyuguhkan cerita yang berbeda dari film kebanyakan karena film ini mengajak penonton untuk melihat sebuah komunitas punk secara lebih dekat dan transparan. Dalam film Punk In Love ini terdapat banyak sekali kata-kata umpatan yang diucapkan oleh para pemain, salah satu umpatan yang sering diucapkan oleh para pemain adalah kata "jancok", kata "jancok" ini banyak digunakan pada masyarakat Jawa, khususnya Jawa Timur. Kata umpatan "jancok" ini sudah menjadi kata yang sangat umum buat masyarakat Jawa Timur. Dari sini peneliti tertarik untuk menganalisis film Punk in Love ini, dikarenakan film Punk in Love ini sangat mencuri perhatian masyarakat. Film ini sangat berbeda dengan film-film kebanyakan, karena film ini menceritakan tentang gaya hidup kaum punk yang syarat dengan kebebasan dan anti kemapanan, serta banyaknya kata umpatan yang digunakan dalam film ini. Sehingga disini peneliti ingin meneliti apa makna umpatan dalam film Punk in Love ini, apakah seperti yang tertulis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang mengatakan bahwa umpatan adalah perkataan yang keji, kotor, yang diucapkan karena marah, jengkel, kecewa dan sebagainya, atau mempunyai makna lain selain yang tertulis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Penelitian ini menggunakan teknik analisa semiotik untuk meneliti makna umpatan dalam film Punk in Love karya Ody C Harahap dengan menggunakan metode tabel Barthes. Data yang dianggap mewakili dibaca dan dianalisis menurut scene, shot, dan visualnya kemudian pengelompokan makna-makna tersebut dapat dilakukan dengan memakai tabel yang membagi-bagi berdasarkan visual (gesture) dan audio (dialog). Setelah itu data-data yang ada akan diinterpretasikan kedalam dua tingkat makna, yaitu denotasi dan konotasi sesuai dengan teknik milik Roland Barthes. Dengan interpretasi makna ke 2 (dua) tahap ini, peneliti dapat mengetahui dan mendeskripsikan makna umpatan dalam film. Dari hasil analisis bisa dilihat bahwa kata umpatan yang diucapkan oleh kaum punk tidak bisa diartikan sebagai bentuk dari rasa marah seperti halnya ketika masyarakat umum mengucapkannya. Dalam film ini kata umpatan yang diucapkan oleh kaum punk dapat bermakna lebih dari sekedar rasa marah, benci dan lain sebagainya, kata umpatan yang diucapkan oleh kaum punk bisa berarti solidaritas grup, menunjukkan kepercayaan, menunjukkan rasa ketidakpercayaan, sebagai kata ganti panggil, sebagai symbol keakraban dan lain sebagainya. Dari film ini dapat diketahui bahwa umpatan saat ini bukan sekedar kata umpatan yang murni kata umpatan, melainkan sudah mulai mengalami pergeseran makna, dari yang sebelumnya umpatan merupakan sebuah kata yang diucapkan ketika sedang marah, jengkel, kecewa, atau benci saja, namun sekarang umpatan sudah menjadi symbol keakraban, kata ganti panggil, solidaritas grup dan lain sebagainya.