ETIKA KOMUNIKASI DALAM KOMUNITAS HEDONE (Studi fenomenologi pada Komunitas Party Lovers Colors pub n’ resto Surabaya)
Main Author: | SEFTIANA, AMELIA |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/28916/1/jiptummb--ameliaseft-27870-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/28916/2/jiptummb--ameliaseft-27870-2-babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/28916/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini didasari atas masuknya budaya hedonisme di dalam kehidupan masyarakat. Perwujudan dari suatu budaya hedonisme telah mengakibatkan suatu fenomena-fenomena baru yang mengkhawatirkan bagi kehidupan masyarakat. Sesuatu itu dianggap etis atau baik, apabila sesuai dengan kebiasaan masyarakat. Dan pada kenyataannya, dari permasalahan tersebut jadi banyak orang tertarik untuk mempelajari etika, sehingga etika dapat diartikan sebagai suatu studi atau ilmu yang membicarakan perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dinilai baik dan mana pula yang dinilai buruk. Dengan demikian etika diharapkan berperan untuk membuka wawasan tentang kebaikan dan keburukan atas tindakan seseorang. Dari hal tersebutlah yang membuat peneliti tertarik untuk mendeskripsikian bagaimana fenomena etika komunikasi dalam komunitas hedone khususnya dalam party lovers, colors pub n’resto Surabaya dilihat dari perspektif studi fenomenologi. Etika komunikasi dalam suatu komunitas, khususnya pada masing-masing individu pada dasarnya memiliki keunikan tersendiri. Tergantung pada kondisi psikologis individu, yang berasal dari pengalaman serta kesadaran moral yang telah dialami. Dilihat dari perspektif teori humanistik perilaku batiniah seperti perasaan, persepsi, keyakian dan maksud menyebabkan seseorang berbeda dengan orang lain dan untuk memahami orang lain, kita harus melihat dunia orang lain seperti ia merasa dan berpikir tentang dirinya. Dalam Charles Lernerl, suatu gagasan pokok (main idea) teori konstruksi sosial Peter Berger dan Thomas Luckmann dijelaskan bahwa manusia itu pada hakekatnya adalah memproduksi dirinya sendiri. Tidak ada lagi tempat memencilkan diri atau terkurung. Dalam melakukan produksi diri selalu memerlukan suatu “perkongsian sosial” (social enterprice). Mereka secara bersama-sama menciptakan lingkungan manusia, dengan segala bentuk sosial budaya dan psikologisnya. Tipe penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif interpretatif dengan metode penelitian fenomenologis. Pendekatan kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya. Sedangkan penelitian fenomenologi menjelaskan bagaimana fenomena yang mengacu pada kemunculan sebuah benda, kejadian atau kondisi yang dilihat. Teori-teori dalam tradisi fenomenologi berasumsi bahwa orang-orang secara aktif menginterpretasi pengalaman-pengalamannya dan mencoba memahami dunia dengan pengalaman pribadinya (Littlejohn, 2009:57). Jadi dalam perspektif fenomenologi realitas subyektif dan realitas obyektif itu bukan ibarat dua sisi sebuah kepingan. Dengan menggunakan teknik pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling) dan kemudian dilanjutkan dengan teknik snowball sampling, maka ditetapkan 3 orang sebagai subyek penelitian ini. Dimana peneliti menggunakan observasi dan wawancara mendalam sebagai teknik pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mempelajari etika komunikasi dalam perspektif makro dan mikro adalah melakukan kajian terhadap perilaku komunikasi dalam konteks struktur sosial, norma, dan ideologi dalam masyarakat, khususnya pada komunitas party lovers di Colors pub n’ resto Surabaya ini. Atas dasar berkembangnya budaya hedonisme, individu-individu dalam komunitas party lovers ini secara aktif menginterpretasikan pengalaman-pengalaman pribadinya masing-masing. Mereka dengan sadar mengungkapkan indentitas diri mereka, baik dalam bentuk simbol, bahasa, ide ataupun tingkah laku yang unik. Walaupun satu hal tersebut pantas dikatakan etis atau tidak, yang jelas etika bukan hanya menilai baik-buruknya perbuatan atau tingkah laku seseorang, melainkan bagaimana melalui etika bisa mendapatkan suatu keadilan yang layak untuk diterima oleh masyarakat luas.