MINIATUR MODEL RUANG BELAJAR YANG KONDUSIF PADA SEKOLAH DENGAN TINGKAT KEBISINGAN TINGGI (Studi Representatif di Sekolah Dasar Negeri 1 Ciptomulyo-Malang)
Main Author: | RAMDHANI, YUYUN WAHYUNI |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/28685/1/jiptummpp-gdl-yuyunwahyu-33914-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/28685/2/jiptummpp-gdl-yuyunwahyu-33914-2-babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/28685/ |
Daftar Isi:
- Pendidikan ditekankan pada usaha mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri dengan memiliki kecerdasan secara intelektual, spiritual, akhlak serta keterampilan dalam hal ini suasana pembelajaran yang mendukung seluruh aktifitas belajar mengajar secara kondusif jauh dari kebisingan dan pencemaran lingkungan. Terkait dengan kajian kebisingan sebagai suara yang mengganggu pendengaran saat beraktifitas dan dapat menyebabkan kerusakan pendengaran saat terpapar melebihi standar yang ditetapkan. Dalam kenyataaannya perkembangan jumlah penduduk kota yang diikuti dengan semakin beragamnya kebutuhan masyarakat menimbulkan ketidakteraturan lokasi dan ketidaknyamanan lingkungan layanan publik dalam hal ini lokasi sekolah. Idealnya sekolah menjadi tempat yang memberikan kenyamanan serta kondusif untuk semua aktifitas pendidikan. Sisi lain, kebisingan menjadi fenomena yang biasa saat sekolah berdampingan dengan pasar, lalu lintas jalan raya yang padat, rel kereta api, jalan layang dan berbagai aktifitas masyarakat yang lain. Sedangkan standar intensitas lingkungan sekolah yang ditetapkan World Health Organization (WHO) tidak boleh lebih dari 55 dBA. Gambaran kondisi ini dapat dilihat di lokasi penelitian SDN 1 Ciptomulyo-Malang. Berdasarkan kajian penelitian ini, studi kelayakan lingkungan sekolah berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup (MENLH) No. 48 Tahun 1996 yaitu intensitas 55 dBA + 3 dBA toleransi sebagai parameter environment noise dengan empat pengukuran yaitu: L¬1 pada jam 07.00, L2 pada jam 10.00, L3 pada jam 15.00, dan L7 pada jam 06.00. Sedangkan kajian indoor noise untuk melihat kelayakan ruangan kelas sesuai standar meliputi parameter akustik: waktu dengung (reverberation time/RT60) standar ISO 0,4-0,8 detik, sound transmission loss (STL) untuk melihat nilai penyerapan intensitas yang selajutnya digunakan untuk mencari bilangan noise criteria (NC) classroom 30-35 sebagai standar bising latar belakang (background noise) ANSI (American National Standart Institude), serta kriteria gangguan percakapan (speech interference level/SIL serta preferred interference level/PSIL). Penelitian ini menghasilkan produk akhir yang diterapkan pada maket miniatur karena keterbatasan biaya penelitian jika diaplikasikan langsung pada ruangan yang sebenarnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis applied research (penelitian terapan) yang dirancang untuk menjawab pertanyaan: (1). Apakah SDN 1 Ciptomulyo Malang dapat dikatakan layak sebagai lingkungan kegiatan pendidikan (environment noise) sesuai Keputusan MENLH No. 48 Tahun 1996, (2). Apakah ruangan kelas VID memenuhi standar parameter akustik (indoor noise) yaitu: Waktu dengung (Reverberation Time/RT60), Sound Transmission Loss (STL) dan Kriteria gangguan percakapan (Speech Interference Level/SIL dan Preferred Interference Level/PSIL), (3). Bagaimanakah miniatur model ruang belajar yang kondusif berdasarkan teori akustik. Langkah – langkah penelitian diadopsi dari penelitian terapan Gay dan Sugiyono (2010:9-10) yaitu: (1). Menerapkan teori akustik meliputi kelayakan standar environment noise dan pengumpulan data pada parameter indoor noise, (2). Menguji aplikasi teori meliputi formulasi rancangan produk dan penilaian pakar, (3). Mengevaluasi parameter akustik meliputi studi standar parameter akustik dan pembuktian empirik. Pengumpulan data utama dengan alat ukur intensitas (SLM), dan frekuensi serta dilengkapi dengan data sekunder angket, wawancara, observasi, review pakar dan survei. Analisis data terdiri dari rata – rata, content analysis, triangulasi sumber dan display kontur dengan program Matlab 7.10. Hasil penelitian meliputi: (1). Berdasarkan Keputusan MENLH No. 48 Tahun 1996, bahwa SDN 1 Ciptomulyo Malang tidak layak sebagai lingkungan kegiatan pendidikan. Hal dikarenakan nilai intensitas kebisingan yang melebihi standar toleransi yaitu 58 dBA. Hasil pengukuran pada jam 07.00 menujukkan rata – rata intensitas 83,6 dBA, pada jam 10.00 rata – rata intensitas 86,9 dBA, pada jam 15.00 rata-rata intensitas 84,4 dBA dan rata – rata intensitas pada jam 06.00 yaitu 82,2 dBA, (2). Berdasarkan standar parameter akustik (indoor noise) waktu dengung, Sound Transmission Loss (STL), Speech Interference Level (SIL) dan Preffered Speech Interference Level (PSIL), ruangan kelas VID tidak memenuhi standar. Hal ini dikarenakan nilai RT60 jam 07.00, jam 10.00, jam 15.00 dan jam 06.00 dengan nilai 0,9 detik,1,1 detik, 0,3 detik dan 0,8 detik. Perhitungan STL menunjukkan bilangan NC 60. Sedangkan SIL rata – rata 87,0 dB , 90,2 dB dan 89,9 dB kategori Shouting (teriak) dengan efek gangguan pendengaran serius dan sangat serius, (3). Miniatur ruang belajar model I, II, III, IV dan V memenuhi standar akustik indoor noise, namun model IV dan V dengan rekomendasi yang paling baik dengan waktu dengung yaitu 0,4 detik, Sound Transmission Loss 14,9 dB dan rekomendasi Speech Interference Level 56-70 dB. Berangkat pada hasil penelitian ini, maka rekomendasi utama adalah, penelitian sesudah ini diharapkan berada pada taraf aplikasi langsung pada ruangan sebenarnya sehingga diperoleh nilai yang pasti dan teliti serta mampu menjadi solusi sekolah pada aktifitas kebisingan yang serupa.