HUBUNGAN PENGGANTIAN JARUM INFUS SETIAP TIGA HARI DENGAN KEJADIAN PLEBITIS DI RUMAH SAKIT WAVA HUSADA KEPANJEN MALANG
Main Author: | Rosyidah, Af-idatur |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/28428/1/jiptummpp-gdl-afidaturro-31924-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/28428/2/jiptummpp-gdl-afidaturro-31924-2-bab1.pdf http://eprints.umm.ac.id/28428/ |
Daftar Isi:
- Latar belakang : Penggunaan infus merupakan salah satu bagian dari pengobatan yang digunakan untuk memasukkan obat atau vitamin kedalam tubuh pasien. Infeksi dapat menjadi komplikasi utama dari terpi intravena (IV) terletak pada sistem infus atau tempat menusukkan vena. Plebitis merupakan inflamasi vena yang disebabkan baik dari iritasi kimia maupun mekanik yang sering disebabkan oleh komplikasi dari terapi intravena. Plebitis dikarakteristikan dengan adanya dua atau lebih tanda nyeri, kemerahan, bengkak, indurasi, dan teraba mengeras di bagian vena yang terpasang kateter intravena, plebitis dapat terjadi apabilah dilakukan penggantian jarum infus lebih dari tiga hari. Metode : Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian observasi analitik dengan pendekatan case control. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 60 pasien rawat inapa yang terpasang infus di RS Wava Husada Kepanjen Malang. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan total sampling. Dengan variabel independen adalah penggantian jarum infus setiap tiga hari. Analisa data yang digunakan adalah dengan uji Chie Square dengan taraf signifikasi 0,01. Hasil : Dari Chie Square didapatkan hasil P<0,01 maka Ho ditolak. Pemberian ASI eksklusif dengan nilai p < 0,01, maka penggantian jarum infus setiap tiga hari berhubungan dengan kejadian plebitis. Kesimpulan : Ada hubungan yang bermakna antara penggantian jarum infus setiap tiga hari dengan kejadian plebitis di RS Wava Husada Kepanjen Malang.