KAJIAN PUSTAKA INFARK MIOKARD AKUT

Main Author: Ardi, Pratama Rizky
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/28385/1/jiptummpp-gdl-pratamariz-32548-1-pendahul-n.pdf
http://eprints.umm.ac.id/28385/2/jiptummpp-gdl-pratamariz-32548-2-bab1.pdf
http://eprints.umm.ac.id/28385/
Daftar Isi:
  • Rangkuman: Kematian akibat penyakit kardiovaskuler menempati urutan pertama (20,5%) untuk umur di atas 40 tahun. Sindrom koroner akut (SKA) merupakan keadaan darurat jantung dengan manifestasi klinis rasa tidak enak didada atau gejala lain sebagai akibat iskemia miokardium. SKA terdiri atas angina pektoris tidak stabil, dan Infark Miokard Akut (IMA). Infark Miokard Akut (IMA) merupakan salah satu spektrum dari Sindroma Koroner Akut (SKA) yang ditandai dengan adanya nekrosis jaringan otot jantung dan perubahan pada gelombang EKG. Dari gambaran EKG IMA dibagi menjadi adanya elevasi segmen ST (STEMI) dan tanpa elevasi segmen ST (NSTEMI). Patofisiologi dari IMA sendiri tak lepas dari adanya proses aterogenesis yang nantinya akan mengakibatkan penyempitan bahkan penyumbatan pembuluh darah koroner dan menyebabkan iskemi jaringan. Faktor resiko terjadinya IMA antara lain diabetes, usia, jenis kelamin, ras, riwayat keluarga, rokok, dislipidemia, obesitas, dan banyak lagi dimana kesemuanya juga memegang andil dalam proses terjadinya aterosklerosis. Tingginya mortalitas penyakit ini menjadikan cepatnya penegakan diagnosis dan intervensi terapi menjadi sangat penting. Diagnosis terjadinya IMA yang paling akurat sampai saat ini adalah dengan menggunakan enzim kardiak spesifik yakni Troponin, namun beberapa enzim kardiak juga dapat digunakan dalam mendetaksi IMA fase awal. EKG juga sangat bermanfaat untuk menegakkan diagnose IMA tanpa adanya dukungan enzim kardiak. Adapun terapi IMA sampai menurut pedoman terapi terbaru antara lain terdiri dari agen reperfusi, penghilang nyeri, anti platelet, anti kolesterol bahkan dengan pemasangan stent.