PENGARUH PEMBERIAN BORAKS PERORAL SUB-AKUT TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar)
Main Author: | Pujianto, Riyan |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/28367/1/jiptummpp-gdl-riyanpujia-32556-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/28367/2/jiptummpp-gdl-riyanpujia-32556-2-bab1.pdf http://eprints.umm.ac.id/28367/ |
Daftar Isi:
- Riyan, Pujianto. Pengaruh Pemberian Boraks Peroral Sub-akut Terhadap Gambaran Histopatologi Hepar Tikus Putih Jantan (Rattus norvegicus strain wistar). Tugas Akhir. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing: (I) Meddy Setiawan* (II) Desy Andari**. Latar Belakang: Boraks merupakan bahan toksik yang dapat merusak hepar, dan menyebabkan nekrosis. Saat ini boraks banyak disalahgunakan untuk bahan tambahan makanan. Tujuan: Untuk membuktikan pengaruh pemberian boraks peroral sub-akut terhadap gambaran histopatologi hepar tikus putih jantan (Rattus norvegicus strain wistar) dengan menghitung jumlah sel hepatosit yang mengalami nekrosis (ditandai dengan adanya perubahan inti sel; piknotik, karioreksis, atau kariolisis). Metode: Penelitian eksperimental dengan The Post Test Only Control Group Design. Sampel yang digunakan 24 ekor dibagi 4 kelompok. Kelompok 1 (kontrol negatif), kelompok 2,3,dan 4 masing-masing dengan dosis 315 mg/kgBB/hari, 415 mg/kgBB/hari, dan 515 mg/kgBB/hari selama 21 hari. Dianalisis dengan oneway Anova dan uji korelasi. Hasil Penelitian dan Diskusi: Uji oneway Anova terdapat perbedaan signifikan rata-rata jumlah sel yang mengalami piknotik, karioreksis, atau kariolisis sel hepatosit tiap perlakuan dengan nilai sig 0,000 < p (0,05). Pada uji korelasi pearson didapatkan nilai sig (2-tailed) = 0.000 < p (0,05) yang berarti terdapat hubungan yang signifikan dan searah antara kenaikan dosis boraks terhadap banyak sel nekrosis hepar tikus putih pada taraf nyata 5%. Hubungan yang searah ditunjukkan dengan nilai pearson correlation yang positif (0,987), nilai korelasi yang berada > 0,80 masuk dalam kategori korelasi kuat. Dari hasil penelitian didapatkan dosis tertinggi yang dapat menyebabkan perubahan inti sel (piknotik, karioreksis, atau kariolisis) adalah 415 mg/KgBB/hari. Hal ini terjadi karena boraks berikatan kuatdengan H-timidin, oksigen, maupun NAD+. Kesimpulan: Pemberian boraks peroral sub-akut berpengaruh terhadap gambaran histopatologi hepar pada tikus putih.