KARYA TULIS AKHIR PENGARUH PEMBERIAN BORAKS PERORAL SUB AKUT TERHADAP TERJADINYA ATROFI TESTIS TIKUS PUTIH JANTAN (RATTUS NORVEGICUS STRAIN WISTAR)
Main Author: | MAYASARI, DIANA |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/28301/1/jiptummpp-gdl-dianamayas-31720-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/28301/2/jiptummpp-gdl-dianamayas-31720-2-bab1.pdf http://eprints.umm.ac.id/28301/ |
Daftar Isi:
- Mayasari, Diana. 2013. Pengaruh Pemberian Boraks Peroral Sub Akut Terhadap Terjadinya Atrofi Testis Tikus Putih Jantan (Rattus novergicus strain wistar). Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Latar Belakang: Penggunaan boraks banyak disalahgunakan pada makanan. Boraks merupakan salah satu bahan toksik bagi organ testis sehingga dapat menyebabkan atrofi testis melalui penghambatan spermatogenesis. Tujuan: Membuktikan pengaruh pemberian boraks peroral sub akut terhadap terjadinya atrofi testis tikus putih jantan (Rattus novergicus strain wistar) dengan mengukur diameter testis, berat testis, dan jumlah tubulus seminiferus perlapangpandang. Metode: Eksperimental, The Post Test Only Control Group Design. Sampel yang digunakan 24 ekor dibagi 4 kelompok. Kelompok 1 (kontrol negatif), kelompok 2,3,dan 4 masing-masing dengan dosis 400 mg/kgBB, 500 mg/kgBB, dan 600 mg/kgBB selama 28 hari. Dianalisis dengan oneway ANOVA, uji korelasi, dan uji regresi. Hasil penelitian dan diskusi: Terdapat perbedaan diameter testis dan jumlah tubulus seminiferus masing-masing dengan sig p=0,020 (p<0,05) dan sig p=0,00 (p<0,05), sedangkan pada berat testis tidak terdapat perbedaan dengan sig p=0,744 (p>0,05). Analisis korelasi diameter testis (p=0,001), (r=-0,613), jumlah tubulus (p=0,000), (r=0,828), kenaikan boraks menyebabkan penurunan diameter testis dan peningkatan jumlah tubulus. Analisis regresi R2 diameter testis= 0,376 dan R2 jumlah tubulus=0,685. Pada penelitian ini pengaruh boraks terlihat pada gambaran mikroskopis dibandingkan makroskopis, hal ini disebabkan oleh waktu paparan boraks yang kurang lama. Kesimpulan: Pemberian boraks peroral sub akut berpengaruh terhadap atrofi testis.