KEBIJAKAN IRAN MENDUKUNG PEMERINTAHAN BASHAR AL- ASSAD DALAM KONFLIK SURIAH
Main Author: | TUNIYATI, |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/27921/1/jiptummpp-gdl-tuniyati08-33361-2-babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/27921/2/jiptummpp-gdl-tuniyati08-33361-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/27921/ |
Daftar Isi:
- Pembimbing : GondaYumitro M.A. & Drs. Abdullah MasmuhM.Si. Konflik Suriah merupakan konflik yang menjadi sorotan dunia internasional. Sejak Maret 2011, konflik Suriah masih berlangsung hinggasaat ini. Konflik yang menuntut presiden Bashar al-Assad untuk mundur dari kekuasaannya tersebut telah menelan puluhan ribu jiwa. Iran sebagai negara yang sejak revolusi 1979 telah menjalin kedekatan dengan Suriah, memberikan respon yang berbeda dengan sebagian besar negara di dunia. Jika sebagian besar negara-negara di dunia mengecam Bashar atas konflik berkepanjangan yang terjadi, lain halnya dengan Iran. Iran mendukung rezim Bashar dengan memberikan dukungan ekonomi, senjata dan militer. Penulis menggunakan kerangka berpikir konstruktivis untuk menganalisis alasan Iran memberikan dukungan tersebut. Konflik Suriah dimaknai oleh Iran tidak hanya sebatas konflik domestik, melainkan sebagai perang antara Sunni dan Syiah. Sebagai negara dengan identitas Syiah, Iran memandang rezim Suriah sebagai teman yang memiliki persamaan identitas. Rezim Alawite Suriah merupakan salah satu sekte Syiah. Norma-norma yang ada dalam ajaran Syiah juga telah mempengaruhi tindakan Iran dalam merespon konflik Suriah. Pengalaman sejarah yang panjang yang di alami oleh Syiah Iran dan rezim Suriah membuat mereka berupaya untuk mempertahankan kekuasaan Syiah di Suriah.