STRATEGI KAMPANYE POLITIK CALON DARI INCUMBENT DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH (Studi pada Pasangan Sjahrazad Masdar dan As'at Malik sebagai Calon Incumbent Bupati dan Wakil Bupati Lumajang Periode 2013-2018)

Main Author: PUTRA, PRIMA ELY
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/27534/1/jiptummpp-gdl-primaelypu-33929-2-babi.pdf
http://eprints.umm.ac.id/27534/2/jiptummpp-gdl-primaelypu-33929-1-pendahul-n.pdf
http://eprints.umm.ac.id/27534/
Daftar Isi:
  • Fenomena incumbent yang berkembang di ranah politik serta masyarakat dalam pemilukada adalah hal yang banyak diperbincangkan dari banyak sudut pandang dimana seorang kepala daerah dapat menduduki jabatan selama dua periode. Di lihat dari sejumlah hasil survey, pasangan incumbent Sjahrazad Masdar dan As'at Malik (SA'AT) ternyata unggul dari sejumlah kandidat calon bupati dan wakil bupati Lumajang di Pilkada 29 Mei 2013. Dari sejumlah survey yang dilakukan media massa lokal, Sjahrazad Masdar mengungguli para pesaingnya. Bahkan survey yang dilakukan sejumlah parpol, popularitas Masdar cukup dikenal dibanding calon lainnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa tim sukses pasangan incumbent tersebut memiliki suatu strategi yang digunakan selama kampanye menuju kursi Bupati dan Wakil Bupati Lumajang periode 2013-2018 mendatang. Mengingat pentingnya suatu strategi kampanye bagi tim sukses pasangan calon incumbent agar dapat kembali terpilih dalam pemilihan kepala daerah, khususnya dalam pemilihan kepala daerah Kabupaten Lumajang pada tanggal 29 Mei 2013. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya baik berupa hasil wawancara maupun observasi di lokasi penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Strategi kampanye politik yang digunakan oleh pasangan SAÂ’AT dalam bentuk ketokohan dan kelembagaan. Pemantapan ketokohan dilakukan dengan cara mengkampanyekan pasangan SAÂ’AT sebagai pasangan yang telah berpengalaman memimpin dengan memaparkan beberapa indikator bukti pencapaian keberhasilan pembangunan selama di Kabupaten Lumajang selama pasangan incumbent tersebut menjabat sebagai bupati dan wakil bupati. Sedangkan perawatan kelembagaan dilakukan dengan cara menggandeng dan menggalang dukungan dari berbagai organisasi partai pendukung (PAN, Partai Demokrat, dan Partai Golkar) beserta organisasi binaan masing-masing, organisasi bentukan tim kampanye (sukarelawan), organisasi keanggotaan pemuda, organisasi profesi atau komunitas, dan sebagainya. Dalam pemasaran politik, segmen yang dibidik tim kampanye pasangan SAÂ’AT adalah kelompok pemilih yang menginginkan pemimpin yang kompeten dan kharismatik melalui pencitraan sebagai duet ulama dan umaroh yang telah berpengalaman memimpin masyarakat Lumajang sehingga harus dilanjutkan. Adapun target suara pemilih yang ingin dicapai sebanyak 50 persen dengan target khusus adalah seluruh pegawai pada seluruh instansi/dinas di lingkungan struktural pemerintahan Kabupaten Lumajang dari tingkat kabupaten hingga ke tingkat RT/RW di seluruh Kabupaten Lumajang. Sedangkan untuk positioning pasangan SAÂ’AT di antara pasangan lainnya digunakan beberapa kalimat positioning yang disebut juga sebagai slogan kampanye, seperti ”Coblos Batiknya”dan ”SAÂ’AT..Lanjutkan!”. 2. Faktor kemenangan pasangan SAÂ’AT dapat disebabkan oleh tiga faktor : Pertama, keberhasilan implementasi strategi kampanye dengan teknik komunikasi berupa pemantapan ketokohan dan merawat kelembagaan. Pemantapan ketokohan dilakukan dengan mengkampanyekan pasangan SAÂ’AT sebagai pasangan yang berpengalaman memimpin dengan memaparkan beberapa indikator pencapaian keberhasilan pembangunan di Kabupaten Lumajang selama pasangan incumbent tersebut memimpin. Sedangkan perawatan kelembagaan dilakukan dengan menggalang dukungan dari berbagai organisasi partai pendukung beserta organisasi binaan masing-masing, organisasi bentukan tim kampanye, organisasi keanggotaan pemuda, organisasi profesi atau komunitas, dan sebagainya. Kedua, mekanisme kerja tim kampanye SAÂ’AT yang dibagi berdasarkan partai politik, menjadi tim kampanye SAÂ’AT PAN, SAÂ’AT Golkar, dan SAÂ’AT Demokrat. Pembagian kerja seperti itu ternyata mampu meningkatkan efektifitas kinerja tim kampanye, karena mampu mengeliminasi berbagai hambatan yang muncul akibat ketidakharmonisan dan ketidakkompakkan kerja akibat perbedaan birokrasi, ide, dan terutama sifat dan gaya individu anggota partai. Ketiga, citra pasangan SAÂ’AT sebagai duet ulama dan umaroh yang sudah berpengalaman memimpin Lumajang dengan atribut ciri khas batik Lumajangan, sesuai dengan yang dilakukan oleh tim kampanye pasangan gubernur Jawa Timur Karwo-Saiful (KARSA) dengan atribut ciri khas “kumis” dan pasangan gubernur DKI Jakarta Jokowi-Ahok dengan atribut ciri khas baju “kotak-kotak”. Citra pasangan SAÂ’AT sebagai pasangan ulama dan umaroh berhasil menunjukkan perpaduan dua kekuatan ideal yakni pemimpin masyarakat dan agama. Citra pasangan SAÂ’AT sebagai pasangan yang berpengalaman memimpin Lumajang berhasil menunjukkan bahwa keduanya memiliki kemampuan dalam menyelesaikan permasalahan masyarakat Lumajang. Citra pasangan SAÂ’AT sebagai pasangan dengan atribut ciri khas batik Lumajangan juga berhasil memposisikan SAÂ’AT sebagai pasangan yang mencintai Lumajang sekaligus menjadi atribut pembeda dengan pasangan calon kepala daerah lainnya.