ISLAM KEJAWEN DALAM FILM (Analisis Isi Film Sang Pencerah Karya Hanung Bramantyo)
Main Author: | Silviawati, |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2012
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/27526/1/jiptummpp-gdl-silviawati-29173-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/27526/2/jiptummpp-gdl-silviawati-29173-2-babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/27526/ |
Daftar Isi:
- Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi atau turun temurun melalui berbagai macam unsur-unsur budaya. Salah satu budaya daerah yang tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat adalah budaya Jawa. Budaya Jawa sangat menarik untuk dibahasa dari sisi sistem religi yang terkenal dikalangan masyarakat luas dengan kepercayaan Kejawen serta tradisi-tradisi unik yang dilakukan dalam kebudayaan Jawa, perilaku dan cara tradisi yang dilakukan orang Jawa ini dilakukan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Melalui media film pesan-pesan budaya Jawa dapat disampaikan. Karena film merupakan salah satu bentuk media massa berupa media elektronik yang memiliki tampilan audio visual. Film digunakan sebagai mediasi untuk memberikan penjelasan tentang segala aspek kehidupan sosial lewat pesan-pesan yang disampaikan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa saja bentuk-bentuk Islam Kejawen yang muncul dan berapa banyak frekuensi kemunculan bentuk-bentuk Islam Kejawen dalam film Sang Pencerah. Tujuan penelitian untuk mengetahui bentuk-bentuk Islam Kejawen yang muncul dan untuk mengetahui berapa banyak frekuensi kemunculan bentuk-bentuk Islam Kejawen dalam film Sang Pencerah. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi dengan perangkat statistik deskriptif. Tujuan dari analisis isi adalah merepresentasikan kerangka pesan secara akurat. Penelitian ini menggunakan unit analisis scene dan satuan ukur durasi perdetik frekuensi kemunculan bentuk-bentuk Islam Kejawen dalam film Sang Pencerah dan sesuai kategori yang telah ditentukan dengan struktur kategori berupa Slametan dan Nyadran Sedangkan uji reliabilitasnya menggunakan rumus Holsty dilanjutkan dengan menggunakan rumus scott. Setelah dilakukan analisis data, penelitian menunjukkan bahwa proporsi durasi kemunculan untuk kategori Slametan dan Nyadran sebanyak 10 scene atau durasi kemunculan sebanyak 313 detik dari keseluruhan total sampling film Sang Pencerah yakni 181 scene atau 7200 detik. Kesimpulan dari peneliti menunjukkan bahwa bentuk-bentuk dari agama Islam Kejawen yang muncul dalam film Sang Pencerah adalah Slametan dan Nyadran yang didalamnya mempunyai tata cara dan ritual masing-masing dengan tradisi-tradisi kuno. Untuk frekuensi kemunculan bentuk dari Islam Kejawen setelah dilakukan analisis data bahwa porsi kemunculan paling besar adalah kategori Slametan. Karena dalam Islam Kejawen bentuk inilah yang paling mudah divisualisasikan dan mudah dilihat dalam film Sang Pencerah dengan total durasi sebanyak 171 detik atau sebanyak 50, sedangkan bentuk Nyadran durasi kemunculanya sebanyak 142 detik atau sebanyak 50. Jadi Islam Kejawen dalam film Sang Pencerah kemunculanya sangat sedikit, tetapi cukup menjadi unsur yang penting dalam cerita karena sebenarnya budaya Islam Kejawenlah yang berusaha ditolak oleh Kyai Ahmad Dahlan.