KEKERASAN DALAM FILM ANIMASI (Analisis Isi pada Film Animasi 3D The Adventures of Tintin: The Secret of the Unicorn )

Main Author: Moch. Iskandar Z,
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/27076/1/jiptummpp-gdl-mochiskand-33447-1-pendahul-n.pdf
http://eprints.umm.ac.id/27076/2/jiptummpp-gdl-mochiskand-33447-2-babi.pdf
http://eprints.umm.ac.id/27076/
Daftar Isi:
  • Pesan film terkadang mutlak sebagai suatu hiburan bagi sebagian orang. Secara teknis, film menyampaikan pesannya melalui ide cerita, peristiwa, musik, drama dan sebagainya. Film 3D “The Adventures of Tintin: The Secret of the Unicorn” merupakan salah satu film animasi dari banyaknya film animasi yang ada. Film ini disegmentasikan kepada anak-anak. Film ini menceritakan perjalanan Tin tin sebagai tokoh utama dalam mengungkapkan misteri penemuan harta karun. Dalam film tersebut peneliti banyak menemukan tindakan dan dialog yang dianggap sebagai bentuk pesan kekerasan. Hal inilah yang menjadi alasan peneliti untuk mengetahui seberapa besar frekuens kemunculan kekerasan dalam film Film Animasi 3D “The Adventures of Tintin: The Secret of the Unicorn. Menurut Johan Galtung “kekerasan adalah serangan atau penyalahgunaan fisik terhadap seseorang atau binatang; atau serangan, penghancuran, perusakan yang sangat keras, kasar, kejam dan ganas atas milik atau seuatu yang secara potensial dapat menjadi milik seseorang (Windhu, 1992:63). Penelitian ini menggunakan metode analisis isi dengan menggunakan tiga kategorisasi yaitu, kategori kekerasan fisik, kekerasan verbal dan kekerasan pada obyek benda mati. Unit analisis dalam analisis isi ini adalah dialog maupun adegan pada film Film Animasi 3D “The Adventures of Tintin: The Secret of the Unicorn. Sedangkan satuan ukur yang digunakan adalah frekuensi dari film tersebut. Teknik analisa data yang digunakan adalah teknik analisis isi. Uji reliabilitas yang digunakan menggunakan uji relability Hostly dan uji kehandalan Scott Pi. Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa dari ketiga kategorisasi yang telah ditentukan, ditemukan frekuensi kemunculan kekerasan sebanyak 51 kali muncul dalam 136 scene yang ada. Kekrasan fisik sebesar 14 kali muncul dengan indikator melukai memiliki frekuensi kemunculan sebanyak 10 kali, indikator mendorong memiliki frekuensi sebanyak 4 kali. Kekerasan verbal memiliki frekuensi kemunculan sebesar 19 kali. Pada kategorisasi kekerasan verbal terdapat 3 indikator dengan rincian : indikator mencaci maki memiliki frekuensi kemunculan sebanyak 6 kali, indikator mengancam memiliki frekuensi kemunculansebanyak 6 kali dan indikator membentak mempunyai frekuensi kemunculan sebaanyak 7 kali. Sedangkan kategorisasi kekerasan dengan obyek memiliki satu indikator yakni indikator pengrusakan barang memiliki frekuensi sebanyak 18 kali. Dengan demikian hasil uraian tersebut menunjukan bahwa kekerasan verbal lebih mendominasi atau