PERILAKU KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA MAHASISWA SUMBAWA DALAM UPAYA ADAPTASI BUDAYA Studi Pada Paguyuban Mahasiswa Sumbawa di Malang

Main Author: WULANDARI, FITRI
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/27035/1/jiptummpp-gdl-fitriwulan-31891-1-pendahul-n.pdf
http://eprints.umm.ac.id/27035/2/jiptummpp-gdl-fitriwulan-31891-2-babi.pdf
http://eprints.umm.ac.id/27035/
Daftar Isi:
  • Komunikasi berhubungan dengan perilaku manusia dan kepuasan terpenuhinya kebutuhan interaksi dengan manusia-manusia lainnya. Setiap orang membutuhkan hubungan sosial dengan orang lain, dan kebutuhan ini terpenuhi melalui pertukaran pesan yang berfungsi sebagai jembatan untuk mempersatukan manusia-manusia yang tanpa berkomunikasi akan terisolasi. Pesan-pesan itu terjadi lewat perilaku komunikasi. Dalam konteks komunikasi antar budaya, untuk menjadi komunikator yang efektif, maka seseorang harus berusaha menampilkan perilaku komunikasi baik verbal maupun non verbal. Komunikasi juga dibangun dikarenakan faktor adaptasi dengan lingkungan, beradaptasi bukan berarti menyetujui atau mengikuti semua tindakan orang lain, melainkan mencoba memahami alasan di baliknya tanpa tertekan oleh situasi. Dibutuhkan usaha yang sungguh-sungguh untuk memahami komunikasi dalam kehidupan sehari-hari dan terampil melakukannya, salah satunya adalah keterampilan komunikasi dengan orang lain yang berbeda budaya. Hal ini terjadi pada mahasiswa sumbawa yang dituntut untuk mampu berperilaku komunikasi secara efektif agar dapat menciptakan suatu penyesuaian diri tehadap budaya dan lingkungan baru bagi mereka. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana perilaku komunikasi antar budaya mahasiswa sumbawa dalam upaya adaptasi budaya. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah ingin mendeskripsikan perilaku komunikasi antar budaya mahasiswa sumbawa dalam upaya adaptasi budaya. Alasannya, perilaku komunikasi yang dibangun dari latar belakang budaya sumbawa tentunya banyak perbedaan dengan budaya dari daerah lain, dan walaupun terdapat persamaan belum tentu persepsi yang ditangkap juga sama. Dalam kasus seperti inilah mahasiswa sumbawa harus memiliki kemampuan untuk memahami dan menerapkan perilaku yang sesuai dengan kebudayaan dari daerah lain sehingga proses adaptasi dapatbberjalan mudah. Metode yang digunakan dalm penelitian ini adalah dengan jenis penelitian deskriptif-kualitatif, dengan informannya adalah mahasiswa sumbawa yang tergabung dalam paguyuban mahasiswa sumbawa yakni organisasi SPMS-M (Solidaritas Perjuangan Mahasiswa Sumbawa-Malang). Peneliti mengambil sebanyak 8 (delapan) orang informan dengan menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan ada tiga cara, yaitu; observasi, wawancara, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan pada 8 (delapan) informan, sedangkan dokumen diperoleh dari arsip yang dimiliki oleh Organisasi SPMS-M. Data akan disusun berdasarkan hasil wawancara kepada informan dan dokumen yang ada kemudian juga dikaitkan dengan hasil observasi peneliti. Dari hasil penelitian yang dilakukan, menunjukan upaya informan dalam usaha melebur diri dengan lingkungan yang baru dengan cara mengubah kebiasaan perilaku komunikasi. Hal ini ditunjukan dengan banyak memiliki pengetahuan tentang budaya dari daerah lain sebagai langkah awal dalam memasuki wilayah baru, memahami dan menyesuaikan perilaku komunikasi di daerah tersebut, baik melalui perilaku verbal seperti selalu menggunakan bahasa Indonesia, serta perilaku verbal seperti berusaha menjaga sikap ketika sedang berinteraksi dengan mahasiswa dari daerah lain. Begitu pula dalam beradaptasi memperhatikan aturan-aturan yang telah mampu mereduksi ketegangan-ketegangan dalam menjalani suatu kehidupan dengan konteks latar belakang budaya yang jauh berbeda. Berdasarkan alasan tersebut yang diperoleh dari wawancara serta observasi, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa sumbawa telah mampu menyesuaikan diri terhadap budaya lain dengan proses akulturasi budaya. Kemampuan itu juga dapat dilihat dari bagaimana cara memilih dan menampilkan perilaku komunikasi yang layak untuk berbagai keadaan, lebih efektif mengenali dan menangani stres atau culture shock, memperluas pengetahuan tentang budaya serta norma dan nilai budaya didaerah setempat dan juga dari daerah lain.