DEMORALISASI DALAM FILM (Analisis Isi Film Skandal Karya Jose Poernomo)

Main Author: SAGITANINGRUM, INNES DWI
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2013
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/26992/1/jiptummpp-gdl-innesdwisa-35778-2-babi.pdf
http://eprints.umm.ac.id/26992/2/jiptummpp-gdl-innesdwisa-35778-1-pendahul-n.pdf
http://eprints.umm.ac.id/26992/
Daftar Isi:
  • Sebagai sebuah produk media audio visual, film dapat di artikan sebagai sebuah pengutaraan pesan atau ide dengan pertolongan gambar - gambar, gerak dan suara. Penelitian ini dibuat berdasarkan ketertarikan peneliti terhadap tema dari sebuah film karya Jose Poernomo yang berjudul “Skandal”. Film yang mengangkat tema perselingkuhan yang diinspirasi dari gambaran peristiwa yang terjadi di masyarakat Indonesia saat ini. Gambaran perilaku tokoh dalam film ini yang jelas sangat bertentangan dengan moral bangsa ini. Peran tokoh dalam film yang terlibat hal seperti seks bebas, kekerasan, dan perselingkuhan digambarkan sebagai figure yang tidak bersalah atau tidak sadar bahwa perilaku yang mereka lakukan adalah suatu kesalahan dan pelangaran terhadap moral. Hal tersebut tentu bukan suatu pencerahan bagi bangsa ini khususnya generasi muda sebagai konsumen film in. Berdasarkan latar belakang diatas, maka pokok masalah yang akan dirumuskan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prosentase kemunculan demoralisasi dalam tiap kategori di film “Skandal”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar prosentase demoralisasi dalam film ”Skandal” Pendekatan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tanggung jawab sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis isi dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui data primer dan sekunder. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis distribusi frekuensi. Dalam penelitian ini,satuan ukur yang digunakan adalah perdetik dari setiap scene yang dijelaskan melalui akting dan dialog yang menunjukkan unsur demoralisasi. Dengan demikian maka dapat diperoleh jumlah frekuensi kemunculan scene yang menunjukkan demoralisasi. Dari hasil penelitian yang dilakukan setelah dilakukan pengkodingan data , maka dapat disimpulkan bahwa terdapat 28 scene dari total 38 scene atau 73,69% dari 100% scene film “Skandal” yang mengandung demoralisasi. Dari demoralisasi dalam film “Skandal”, katagori demoralisasi sosial muncul sebanyak 8 kali atau 28,6%, katagori demoralisasi seksual muncul sebanyak 13 kali atau 46,4%, dan katagori demoralisasi perkawinan muncul sebanyak 7 kali atau 25 %. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa katagori demoralisasi seksual dengan indikator hubungan seks diluar nikah mempunyai frekuensi kemunculan scene lebih banyak dari pada kategori lain. Jika ternyata kehidupan masyarakat kita tidak seperti apa yang digambarkan pada film “Skandal”, akan ada suatu ketakutan yang timbul. Dengan hadirnya film -film yang lebih didominasi budaya -budaya barat dan menawarkan nilai - nilai baru bagi masyarakat kita maka dikhawatirkan beberapa tahun lagi hal yang terjadi dalam film tersebut benar - benar manjadi kenyataan. Dan pada akhirnya moralitas bangsa terbentuk dari nilai-nilai yang sejatinya bertentangan dengan nilai -nilai murni hasil dari budaya dan relegiusitas masyarakat ini.