Difusi Inovasi Dalam Pembangunan wilayah Kelurahan Studi Pada Program MUSRENBANG di Kelurahan Bunulrejo Kecamatan Blimbing Kota Malang
Main Author: | PAHLEVY, NOURMAN |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2013
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/26778/1/jiptummpp-gdl-nourmanpah-31182-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/26778/2/jiptummpp-gdl-nourmanpah-31182-2-babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/26778/ |
Daftar Isi:
- MUSRENBANG adalah singkatan dari musyarawah rencana pembangunan. Program ini menempatkan peran aktif masyarakat dalam pembangunan di wilayahnya (kelurahan). Rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimana inovasi yang diberikan pihak Kelurahan Bunulrejo dalam sosialisasi program MUSRENBANG pada masyarakat, sehingga masyarakat dapat ikut berpartisipasi aktif dalam pembangunan di wilayahnya” Sedangkan Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan inovasi yang diberikan oleh pihak kelurahan Bunulrejo agar masyarakat dapat berperan aktif dalam pembangunan daerah melalui program MUSRENBANG. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan eksploratif. Pendekatan eksploratif digunakan jika peneliti kurang mendapat pengetahuan tentang gejala yang diteliti, atau tidak mengetahui sama sekali tentang kondisi dilapangan. Subjek dalam penelitian ini sebanyak tiga orang, terdiri dari Ketua LPMK, Ketua tim teknis pembangunan, dan anggota tim teknis Kelurahan, sebagai fasilitator dalam menangani program MUSRENBANG. Kegiatan MUSRENBANG ini dibiayai dari APBD Kota Malang sebesar 500 juta untuk tiap kelurahan melalui LPMK setiap tahun. Dana ini dikategorikan menjadi 2, yaitu dana Teknis dan Non teknis. Pembangunan fisik dalam hal pemberian dananya di berikan secara 3 tahap; tahap 1 (30%), tahap 2 (30%), dan tahap 3 (40%), sedangkan dalam pembangunan non fisik pemberian dananya dilakukan secara langsung 100%. Selain menggunakan dana yang di berikan pemerintah, masyarakat di wajibkan untuk mengumpulkan dana secara swadaya yang digunakan untuk membeli kebutuhan masyarakat seperti untuk membeli konsumsi diluar penggunaan dana MUSRENBANG. Inovasi dalam pembangunan yang telah diberikan oleh pihak Kelurahan Bunulrejo di kategorikan kedalam 2 bentuk yaitu, fisik dan non fisik. Pembangunan Fisik berupa pembuatan gorong-gorong dengan model atau ukuran yang baru untuk menampung air hujan lebih banyak agar tidak terjadi banjir, pavingisasi jalan kampung yang sebelumnya menggunakan aspal atau semen untuk menghindari kehancuran yang cepat pada jalan, pembuatan gapura untuk mempercantik wilayah tiap-tiap Rw. Sedangkan pembangunan Non Fisik berupa mengadakan studi banding di Denpasar untuk merangsang masyarakat agar lebih aktif dan mandiri dalam pembangunan di wilayah Kelurahan, pemberian penyuluhan keterampilan untuk mengurangi pengangguran, pembuatan kerajinan tangan dari barang daur ulang, pemberian perlengkapan untuk mendukung kinerja pelayanan masyarakat seperti kamera, laptop dan lain-lain. Studi banding disini termasuk dalam salah satu inovasi dari kategori pembangunan Non fisik yang diberikan untuk merangsang masyarakat agar lebih aktif dan mandiri dalam pembangunan di wilayah Kelurahan Bunulrejo. Peserta Studi banding sebanyak 50 orang yang terdiri dari ketua RW beserta sekretaris, perwakilan PKK Kelurahan, Karang Taruna, LPMK Bunulrejo, serta Tim Teknis Kelurahan. Penggunaan dana dalam Studi banding yang diadakan oleh Kelurahan Bunulrejo berasal dari dana Non teknis program MUSRENBANG. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam proses penyebaran informasi mengenai inovasi dalam pembangunan melalui program MUSRENBANG melewati tahapan dalam mengambil keputusan atau adopsi inovasi dalam pembangunan yaitu, tahap akuisisi informasi, tahap evaluasi informasi dan tahap penerimaan atau penolakan inovasi.