“PERBANDINGAN KONSTRUKSI PEMBERITAAN POLEMIK DAHLAN ISKAN DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT (DPR) (Analisis Framing pada Detiknews.com dan Kompas.com Dalam Kasus Dugaan Pemerasan DPR Kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Edisi 1-9 November 2012)”
Main Author: | Setiawan, Agung |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/26392/1/jiptummpp-gdl-agungsetia-36962-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/26392/2/jiptummpp-gdl-agungsetia-36962-2-babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/26392/ |
Daftar Isi:
- Berita pada media online berkembang begitu cepat dan populer di Indonesia. Sejatinya berita dituntut adil, seimbang dan mendidik. Namun prakteknya berita telah mengalami konstruksi dan rentan berbagai kepentingan baik media, politik dan ekonomi. Bersamaan dengan momen tahun politik dan persaingan media yang ketat inilah yang menarik peneliti ingin mengetahui bagaimana perbandingan konstruksi pemberitaan polemik Dahlan Iskan dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada kasus dugaan pemerasan BUMN. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbandingan konstruksi pemberitaan yang dilakukan kedua media tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, dengan metode analisis framing Model Pan dan Kosicki. Teknik analisis data terbagi empat struktur yaitu: struktur sintaksis, skrip, tematik, dan retoris. Pemilihan berita berdasarkan Headline utama yang dimuat Kompas.com dan Detik.com tanggal 1 sampai 9 Novenber 2012. Yang pada akhirnya ditemukan maing-masing 9 berita dari Kompas.com dan 9 berita dari Detik.com. Teori yang digunakan yaitu teori level hirarki media yang menjelaskan mengenai lima tingkatan yang mempengaruhi produksi berita pada media yaitu pada tingkatan individu-individu, rutinitas media, pengaruh organisasi, pengaruh luar organisasi, pengaruh idelogi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, Kompas.com dan Detik.com memiliki kesamaan tema pemberitaan yang dimuat, meskipun sudut pandang kedua media tersebut berbeda, selain itu, kedua media ini menggunakan narasumber dan kutipan pernyataan narasumber sebagai sikap ketidaksetujuan terhadap kasus ini. Kompas.com lebih kritis dalam pemberitaanya terhadap sikap Dahlan jika dibandingkan dengan Detik.com yang lebih menyoroti anggota DPR. Dan bias pada pemberitaan ke dua media ini terlihat besar dan sering dilakukan hampir pada setiap pemberitaan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ideologi masing-masing media masih berperan cukup besar terhadap konstruksi pemberitaan. Selain itu, Kompas.com banyak mengambil sudut pandang kontra jika dibandingkan dengan Detik.com yang lebih banyak memberitakan pro terkait kasus ini. Terdapat banyak kelemahan dalam penelitian ini sehingga disarankan kepada penelitian selanjutnya untuk melakukan analisa proses produksi berita media online di Indonesia. Agar praktek konstruksi berita bisa digeneralisasikan serta dapat dideskripsikan dengan jelas.