PERAN DIPLOMASI INDONESIA DALAM PENYELESAIAN KONFLIK ISRAEL-HIZBULLAH DI LEBANON
Main Author: | Hidayat, Lalu Aryan |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/26260/1/jiptummpp-gdl-laluaryanh-35956-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/26260/2/jiptummpp-gdl-laluaryanh-35956-2-babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/26260/ |
Daftar Isi:
- Konflik Israel-Hizbullah dimulai pada tanggal 12 juli 2006 diakibatkan kelompok Hizbullah melakukan penculikan terhadap dua tentara Israel di Blue Line. Konflik yang melibatkan Israel-Hizbullah berlangsung selama 34 hari peperangan yang menewaskan banyak korban terutama masyarakat sipil Lebanon. Pemerintah Lebanon tidak dapat menghentikan konflik tersebut sehingga Perdana Menteri Fouad Siniora meminta secara resmi kepada Dewan Keamanan PBB untuk menggelar misi perdamaian di Lebanon. Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi no. 1701 pada tanggal 11 agustus 2006 untuk menugaskan pasukan UNIFIL (United Nation Interim Force in Lebanon) dimulai lagi di Lebanon. Indonesia menyambut baik resolusi yang dikeluarkan PBB dan telah siap mengirim KONGA (Kontingen Garuda) ke Lebanon. Indonesia menjadi salah satu negara kontribusi bergabung dalam pasukan UNIFIL melakukan perannya berdasarkan amanat pembukaan UDD 1945, penerapan prinsip Politik Luar Negeri Indonesia Thousand Friends Zero Enemy dan komitmen yang terus dijaga untuk berpartisipasi dalam misi perdamaian di kawasan Timur Tengah. Indonesia mengirim Kontingen Garuda bergabung dalam pasukan UNIFIL di bawah mandat PBB sebagai bentuk diplomasi militer Indonesia di Lebanon. Kontingen Garuda berkontribusi dalam keberhasilan pasukan UNIFIL melakukan resolusi konflik yang mampu menciptakan stabilitas keamanan untuk Lebanon secara independen maupun bekerja sama dengan LAF (Lebanese Army Force).