UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN HAND SANITIZER DALAM MIKROEMULSI MINYAK ATSIRI DAUN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) TERHADAP Staphylococcus aureus SECARA INVITRO
Main Author: | YUNITA, VANNY |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/26002/1/jiptummpp-gdl-vannyyunit-36089-2-babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/26002/2/jiptummpp-gdl-vannyyunit-36089-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/26002/ |
Daftar Isi:
- Produk hand sanitizer atau antiseptik tangan yang sudah beredar pada umumnya mengandung alkohol sebanyak 80% sebagai bahan aktifnya namun dinilai tidak aman karena dapat mengiritasi kulit. Daun jeruk nipis (Citrus aurantifolia) merupakan tanaman yang banyak manfaat sehingga digunakan oleh masyarakat. Daun jeruk nipis memiliki aktifitas sebagai antibakteri, sehingga jika dibuat dalam sediaan hand sanitizer akan menunjang kesehatan masyarakat menjadi lebih baik selain itu dinilai lebih aman untuk pemakaian jangka panjang dengan kandungan senyawa yang tidak mengiritasi kulit. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan metode difusi cakram kertas dengan subyek bakteri Staphylococcus aureus. Kelompok uji dibagi menjadi empat bagian yakni dengan kontrol hand sanitizer dalam mikroemulsi dengan konsentrasi minyak atsiri daun Citrus aurantifolia sebesar 1%, 10% dan 20%, kontrol positif, kontrol negatif, kelompok kontrol minyak atsiri. Formula hand sanitizer dibentuk dalam mikroemulsi agar dapat tercampurnya antara bahan aktif dengan bahan pembawa sehingga menjadikan sediaan yang homogen. Dilakukan uji evaluasi yang meliputi uji pH, uji viskositas, bobot jenis dan pemisahan fase agar sediaan sesuai dengan karakteristik mikroemulsi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sediaan hand sanitizer dalam mikroemulsi formula III dengan konsentrasi minyak atsiri sebesar 20% mempunyai daya hambat antibakteri lebih optimal dan mempunyai karateristik mikroemulsi yang baik dibanding formula I dan II, dibanding dengan formula I dengan konsentrasi minyak atsiri sebesar 1% dan formula II dengan konsentrasi minyak atsiri sebesar 10%. Jumlah daya hambat Staphylococcus aureus yang didapat dianalisis dengan metode ANAVA One way pada tingkat kepercayaan sebesar 95%, disertai dengan analisis Tukey untuk studi lebih lanjut dalam menunjukan perbedaan yang signifikan.