HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN MANAJEMEN EMOSI DENGAN PERILAKU SCHOOL REFUSAL PADA REMAJA DI SMP “XY” KOTA BATU

Main Author: PRASTIKA, TIHAR YERDHA
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/25890/1/jiptummpp-gdl-tiharyerdh-35711-1-pendahul-n.pdf
http://eprints.umm.ac.id/25890/2/jiptummpp-gdl-tiharyerdh-35711-2-babi.pdf
http://eprints.umm.ac.id/25890/
Daftar Isi:
  • Latar Belakang :Perilaku school refusal merupakan hilangnya semua konsistensi atau penolakan dari siswa remaja untuk pergi ke sekolah yang didasari oleh ketidakmatangan emosional para remaja. Tingkah laku siswa remaja yang mengalami school refusal dapat dilihat dari perilakunya di sekolah , seperti absen terus-menerus, hadir di sekolah tetapi pulang sebelum jam pelajaran usai, hadir di sekolah tetapi menunjukkan perilaku yang tidak diharapkan, dan mengemukakan keluhan fisik dan keluhan lain (di luar fisik). Perilaku school refusal ini jika tidak segera ditangani maka akan berdampak buruk pada kehidupan akademik, personal (kejiwaan), maupun sosial. Oleh karena itu, untuk mencegah dan mengatasi masalah school refusal salah satunya dengan kemampuan manajemen emosi yang dapat menekan terjadinya perilaku school refusal menjadi tinggi, dengan cara mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, dan menjalin hubungan dengan orang lain. Metode Penelitian: Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptifkorelasional dengan pendekatanCross Sectionalyang dilakukan pada beberapa sampelyang diamati pada waktu yang sama dan dalam satu waktu pada remaja yang memiliki perilaku school refusal. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 16-20 Januari 2014 di SMP “XY” Kota Batu. Subjek penelitian adalah siswa remaja kelas 7 dan 8 yang memiliki perilaku school refusal (n=47) diambil dengan metodePurposive sampling. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Chi-Square. Hasil :Berdasarkan hasil analisa uji Chi-Square dengan didapat nilai probabilitas (Sig.) sebesar < 0,05 yaitu 0,027 dan χ2 hitung (7,238) >χ2 tabel (5,991), maka dengan demikian dapat diartikan Ho ditolak dan Hi diterima. Dilihat dari koefisien kontingensi yang mempunyai nilai sebesar 0,365 yang berada di bawah 0,5 maka hubungan antara kedua variabel adalah lemah. Kesimpulan : Kemampuan manajemen emosi berhubungan dengan perilaku school refusal pada remaja di SMP “XY” Kota Batu.