Daftar Isi:
  • Pecahnya Revolusi Islam Iran pada tahun 1979 dibawah pimpinan Ayatullah Khomeini yang berhasil menggulingkan rezim Shah Reza Pahlevi telah menjadi babak baru bagi hubungan diplomasi Iran dengan negara-negara Timur Tengah maupun dengan negara Barat dan Amerika Serikat yang memiliki kedekatan dengan Iran pada masa Shah Reza Pahlevi berkuasa. Pecahnya revolusi tersebut menjadikan Iran sebagai salah satu negara yang sangat menentang kehadiran dan pengaruh negara Barat dan Amerika Serikat di Timur Tengah khususnya Iran sendiri. Penelitian ini bersifat deskriptif yang menjelaskan tentang upaya-upaya Iran pada masa kepemimpinan Presiden Ahmadinejad untuk menjadikan negara yang mandiri sehingga menghindarkan Iran dari pengaruh-pengaruh asing khususnya Amerika Serikat dan menjadikan Iran sebagai negara yang memiliki pengaruh baik di kawasan Timur Tengah maupun lingkungan internasional. Dalam upaya yang dilakukan Presiden Ahmadinejad, Iran dengan cepat menjadi negara yang diperhitungkan, dengan mengeluarkan kebijakan untuk kembali menjalankan program nuklirnya serta memperkuat kekuatan dan teknologi militernya, sehingga Iran diharapkan mampu memanfaatkan nuklir sebagai pasokan kebutuhan energi Iran dan dalam bidang militer, Iran mampu memproduksi armada-armada militernya sendiri. Situasi seperti inilah yang menjadikan negara-negara Barat dan Amerika Serikat, bahkan beberapa negara di wilayah Timur Tengah menganggap Iran sebagai ancaman nyata bagi stabilitas keamanan wilayah Timur Tengah dan segala bentuk kepentingan Amerika Serikat. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa; Sejak pecahnya Revolusi Islam Iran tahun 1979, ditambah resistensi Iran pada masa kepemimpinan Presiden Ahmadinejad tahun 2005-2013 semakin memanaskan hubungan diplomasi Iran dengan negara-negara kawasan Timur Tengah maupun dengan negara Barat dan Amerika Serikat. Walaupun terjadi adanya upaya diplomasi Presiden Ahmadinejad terhadap negara-negara Islam maupun non-Islam untuk meyakinkan bahwa program nuklir Iran digunakan untuk tujuan damai sebagai pemasok kebutuhan energi Iran, namun negara Barat dan Amerika Serikat sangat gencar dalam berusaha memberikan sanksi-sanksi maupun ancaman invasi militer oleh Amerika Serikat terhadap Iran dalam rangka menghentikan program nuklir Iran karena kebijakan yang dilakukan Iran dianggap sebagai ancaman nyata bagi stabilitas kawasan Timur Tengah.