RESPON KOREA UTARA TERHADAP LATIHAN MILITER AMERIKA SERIKAT DAN KOREA SELATAN TAHUN 2010

Main Author: PRASETYO, NICHO
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/25634/1/jiptummpp-gdl-nichoprase-36874-2-babi.pdf
http://eprints.umm.ac.id/25634/2/jiptummpp-gdl-nichoprase-36874-1-pendahul-n.pdf
http://eprints.umm.ac.id/25634/
Daftar Isi:
  • Amerika Serikat dan Korea Selatan mengadakan latihan militer bersama pada 23 November 2010. Latihan tersebut merupakan rangkaian dari aksi tanggapan atas tenggelamnya kapal perang Korea Selatan. Hasil penyelidikan multinasional mengarah bahwa Cheonan ditorpedo oleh kapal selam Korea Utara. Latihan itu bertujuan untuk men-deter Korea Utara. Namun hasil penyelidikan tersebut dinilai terlalu memaksa Korea Utara bertanggung jawab. Rusia pun menyebutkan bahwa tenggelamnya Cheonan bukanlah karena torpedo Korea Utara. Korea Utara menganggap latihan militer tersebut merupakan dalih untuk menyerangnya. Selain melaksanakan latihan militer pada 23 November 2010, Korea Selatan juga menembakkan meriam ke wilayah Korea Utara dari Pulau Yeonpyeong. Sebagai negara yang merasa telah diserang dan berada dalam ancaman, Korea Utara membalas tembakan Korea Selatan dengan menembakkan meriam ke arah Pulau Yeonpyeong. Dengan menggunakan teori immediate deterrence dari Patrick M. Morgan, peneliti ingin menunjukkan bahwa serangan Korea Utara merupakan bentuk deterrence atau upaya mencegah negara musuh untuk menyerang terlebih dahulu. Dengan kapabilitas militer dan kredibilitas militernya, Korea Utara berkomitmen untuk melawan upaya penyerangan Amerika Serikat dan Korea Selatan yang sengaja dibalut dengan latihan militer.