ANALISIS KEANEKARAGAMAN SEMUT DI DAERAH PEMUKIMAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) BRANTAS HULU DUSUN WUKIR SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI SMA KELAS X
Main Author: | NINGSIH, DWI SEPTI |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/25402/1/jiptummpp-gdl-dwiseptini-37708-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/25402/2/jiptummpp-gdl-dwiseptini-37708-2-babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/25402/ |
Daftar Isi:
- Semut merupakan serangga yang tergolong dalam Bangsa Hymenoptera pada Suku Formicidae. Keanekaragaman Semut di dalam ekosistem diperkirakan mencapai 15.000 spesies yang tersebar di kepulauan maupun daratan yang luas. Fungsi Semut di dalam ekologi yaitu sebagai predator, pengurai dan dapat dijadikan sebagai indikator biologi terhadap perubahan lingkungan karena kondisi hidup Semut yang sensitif pada perubahan lingkungan. Aktivitas pengalihan fungsi lahan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas Hulu menjadi kawasan pemukiman dan pertanian berdampak terhadap perubahan struktur vegetasi dan komposisi spesies yang tumbuh, serta lapisan serasah yang terdapat di permukaaan tanah. Kondisi ini akan menyebabkan hilangnya habitat asli bagi Semut maupun hewan tanah lainnya dan akan mempengaruhi struktur komunitas Semut. Hasil penelitian akan dijadikan sebagai sumber belajar Biologi SMA Kelas X Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis Semut, kelimpahan relatif, indeks keanekaragaman jenis, kemerataan, Indeks Nilai Penting (INP) serta untuk menampilkan hasil penelitian sebagai sumber belajar Biologi SMA Kelas X. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13 -14 April 2014 pada saat pagi hari dan sore hari dengan menggunakan metode plot (kuadrat) dan metode Pittfall Trap. Data dikumpulkan dengan melakukan observasi dan identifikasi semua jenis Semut yang ada dan dihitung semua jumlah individu yang ditemukan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Semut yang didapatkan terdiri dari jenis Linepithema humile (Mayr), Dolichoderus sp., Paratrechina zanjensis, Anoplolepis gracilipes, Camponotus arrogans (F. Smith), Pheidole moerens, Odontomanchus sp., Odontoponera denticulata (F.Smith), Leptogenys sp., dan Pachycondyla sp. Kelimpahan relatif pada ketiga stasiun penelitian di dominasi jenis Pheidole moerens. Nilai indeks keanekaragaman jenis Shannon wiener (HÂ’) berkisar antara 0,93-1,39 maka keanekaragaman jenis pada lokasi penelitian dalam kategori sedang sehingga tingkat kesuburan tanah di lokasi penelitian adalah sedang. Nilai Evennes (E) berkisar antara 0,52-0,96 yang berarti populasi relatif merata. Indeks Nilai Penting (INP) yang mendominasi yaitu pada jenis Pheidole moerens 1,187% dan pada jenis Odontoponera denticulata (F. Smith) 0,728%.