ANALISIS PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL BALANCED SCORECARD (BSC) (Studi Kasus: PT. DayaMitra TelekomunikasiANALISIS PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL BALANCED SCORECARD (BSC) (Studi Kasus: PT. DayaMitra Telekomunikasi)

Main Author: Hidayat, Syarif
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/25243/1/jiptummpp-gdl-syarifhida-38475-1-pendahul-n.pdf
http://eprints.umm.ac.id/25243/2/jiptummpp-gdl-syarifhida-38475-2-babi.pdf
http://eprints.umm.ac.id/25243/
Daftar Isi:
  • Pengukuran kinerja suatu perusahaan adalah menjadi hal yang sangat penting bagi manajemen untuk melakukan evaluasi terhadap performa perusahaan dan perencanaan tujuan di masa depan. Pengukuran kinerja secara financial tidaklah cukup untuk mencerminkan kinerja perusahaan yang sesungguhnya. Pengukuran kinerja secara non financial seperti kepuasan pelanggan, inovasi produk, pengembangan perusahaan, dan pengembangan karyawan, juga harus di ukur untuk menentukan kinerja perusahaan. Pada penelitian ini di gunakan metode balanced scorecard yang mencangkup 4 perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif belajar dan tumbuhan. Sistem pengukuran kinerja yang di gunakan oleh perusahaan sekarang ini masih menggunakan system pengukuran kinerja secara tradisional yang merupakan pengukuran kinerja yang di dasari dari system manajemen akutansi. Dari hasil penilaian kinerja menggunakan metode Objective Matrix (OMAX) dapat diketahui bahwa perspektif financial mempunyai kinerja pencapaian tertinggi yaitu sebesar 4,013 di ikuti oleh perspektif proses bisnis internal sebesar 1,932, perspektif pelanggan 1,186 dan perspektif belajar dan pertumbuhan sebesar 0,694 dengan total indeks pencapaian sebesar 7,825. Dimana dari 35 indikator kunci kinerja terdapat 23 indikator kunci kinerja yang memenuhi target (level 8,1 sampai dengan 10 dengan warna hijau), terdapat 8 indikator kunci kinerja yang belum memenuhi target (level 3,1 sampai dengan 8 dengan warna kuning) dan 1 indikator kunci kinerja yang jauh dibawah target (level 0 sampai dengan 3 dengan warna merah).