MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SISWA KELAS III SD MUHAMMADIYAH 04 BATU
Main Author: | MARIYANI, DINA |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/25180/1/jiptummpp-gdl-dinamariya-37885-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/25180/2/jiptummpp-gdl-dinamariya-37885-2-babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/25180/ |
Daftar Isi:
- Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan peneliti di kelas III SD Muhammadiyah 04 Batu, menggambarkan rendahnya hasil belajar siswa mata pelajaran IPA. Hal ini disebabkan proses pembelajaran di kelas kurang melibatkan keaktifan siswa, serta model pembelajaran cenderung menggunakan ceramah. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui penerapan Model Contextual Teaching and Learning dalam pembelajaran IPA siswa kelas III SD Muhammadiyah 04 Batu. (2) mengetahui peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas III SD Muhammadiyah 04 Batu setelah diterapkan model Contextual Teaching and Learning. Jenis penelitian ini adalah Class Action Research (CAR) yang dikenal dengan penelitian tindakan kelas. Desain penelitian tindakan kelas yang digunakan berdasarkan model Arikunto dengan empat tahap, yaitu: (1) perencanaan (2) tindakan (3) observasi (4) refleksi. Subyek penelitian tindakan ini adalah siswa kelas III SD Muhammadiyah 04 Batu yang berjumlah 33 siswa. Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas III SD Muhammadiyah 04 Batu, serta instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar aktivitas guru pada saat pembelajaran, lembar aktivitas siswa pada saat pembelajaran, lembar soal tes dan lembar wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus 1 diketahui bahwa ada 31% mencapai ketuntasan dan sebanyak 69% yang belum mencapai ketuntasan, sehingga pada siklus I belum mencapai ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan yaitu 70% dan masih membutuhkan siklus selanjutnya agar dapat meningkatkan ketuntasan klasikal. Pada siklus II, diketahui bahwa sebanyak 94% mencapai ketuntasan dan 6% tidak mencapai ketuntasan belajar, sehingga dapat dikatakan siklus II sudah mencapai ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan yaitu 70% dan dinyatakan penelitian akan dihentikan.