MEKANISME PERTAHANAN EGO TOKOH UTAMA DALAM NOVEL 9 MATAHARI KARYA ADENITA (Kajian Psikologi Sigmund Freud)

Main Author: SUNTARI,
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/25151/1/jiptummpp-gdl-suntari201-35747-1-pendahul-n.pdf
http://eprints.umm.ac.id/25151/2/jiptummpp-gdl-suntari201-35747-2-babi.pdf
http://eprints.umm.ac.id/25151/
Daftar Isi:
  • Sastra adalah suatu bentuk dan hasil seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Salah satu hasil dan bentuk karya sastra adalah novel. Novel banyak mengandung berbagai kejadian yang dialami manusia. Novel 9 Matahari merupakan gambaran manusia dalam memperjuangkan keinginan dan cita-citanya untuk meraih kesempurnana. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu, (1) bagaimana ego tokoh utama dalam novel 9 Matahari karya Adenita, (2) bagaimana bentuk mekanisme pertahanan ego tokoh utama dalam novel 9 Matahari karya Adenita, (3) bagaimana fungsi mekanisme pertahanan ego tokoh utama dalam novel 9 Matahari karya Adenita. Penelitian ini secara umum untuk memperoleh deskripsi tentang ego, bentuk, dan fungsi mekanisme pertahanan tokoh utama yang dihadirkan oleh pengarang melalui tokoh Matari Anas. Mekanisme pertahanan ego tokoh utama akan dianalisis menggunakan pendekatan psikologi Sigmund Freud. Psikologi Sigmund Freud berupa struktur kepribadian dan mekanisme petahanan ego. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sumber data berupa teks novel 9 Matahari yang dijaring melalui korpus data dan dianalisis menggunakan teknik langsung. Adapun teknik yang digunakan, yaitu, klasifikasi, interpretasi, deskripsi, dan kesimpulan. Berdasarkan analisis mekanisme pertahanan ego tokoh utama menunjukkan bahwa, (1) Ego tokoh utama berupa keinginanan memuaskan kebutuhannya untuk berpendidikan tinggi dan diakui oleh masyarakat. Konflik berupa konflik internal yakni pertentangan antara keinginnannnya untuk berpendidikan tinggi dan kondisi ekonomi keluarganya. (2) Bentuk mekanisme pertahanan berupa, sublimasi yakni tingkah laku yang bisa diterima masyarakat seperti melakukan kegiatan sosial. Pengalihan yakni pelampiasan terhadap orang lain atas masalah hidupnya dengan marah-marah kepada Tuhan dan keluarga. Proyeksi yakni pengalihan dorongan yang menimbulkan kecemasan terhadap permasalahannya seperti kekurangan uang dengan menyalahkan orang lain. Regresi berupa menghindar dari kekerasan keluarganya dengan bepura-pura sakit. Agresi berupa kegelisahan terhadap beban hidup dengan menyakiti dirinya sendiri. Fantasi berupa mencari solusi dengan memamasuki dunia khayalannya. (3) Fungsi mekanisme pertahanan berupa mengatasi kecemasannya karena permasalahan hidup seperti kekurangan uang dan kekerasan.