PENGGUNAAN MEDIA PAPAN SUSUN SANDHANGAN (SUSAN) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS AKSARA JAWA SISWA KELAS IV SDN MOJOREJO 01 MODO LAMONGAN
Main Author: | SWANDANI, THESA CARERA |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/24978/1/jiptummpp-gdl-thesacarer-38667-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/24978/2/jiptummpp-gdl-thesacarer-38667-2-babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/24978/ |
Daftar Isi:
- Keterampilan menulis aksara Jawa merupakan salah satu kompetensi dasar yang ada pada Kurikulum Muatan Lokal Bahasa Jawa untuk Jenjang Pendidikan SD/ SDLB/MI Propinsi Jawa Timur. Kompetensi ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan keterampilan guna melestarikan budaya Jawa. Namun, pada kenyataannya ditemukan beberapa permasalahan terkait pembelajaran muatan lokal bahasa Jawa, khususnya pembelajaran menulis aksara Jawa (sandhangan) pada siswa kelas IV SDN Mojorejo 01 Modo Lamongan. Salah satu penyebab permasalah tersebut adalah belum ditemukan adanya media inovatif yang dapat menggugah minat siswa untuk belajar menulis aksara Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan media Papan Susan dan mengetahui peningkatan kemampuan menulis aksara Jawa melalui penggunaan media Papan Susun Sandhangan (SuSan) pada siswa Kelas IV SDN Mojorejo 01 Modo Lamongan. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua tahap yaitu siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Mojorejo 1 Modo Lamongan, dengan subjek siswa Kelas IV SDN Mojorejo 1 Modo Lamongan semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 berjumlah 19 siswa yang terdiri atas 9 laki-laki dan 10 perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan menulis aksara Jawa yakni dengan peningkatan pencapaian ketuntasan klasikal dari prasiklus sampai dengan siklus II. Pada saat prasiklus persentase ketuntasan klasikal sebesar 26,3%. Sebesar 5 siswa dari jumlah keseluruhan sebanyak 19 siswa dinyatakan telah mencapai ketuntasan sedangkan sebanyak 14 siswa atau sebesar 73,7% dinyatakan belum tuntas. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I terjadi peningkatan 23,7%, sehingga ketuntasan menjadi 50%. Sebanyak 8 siswa dinyatakan telah tuntas dari jumlah siswa keseluruhan yang hadir pada siklus I sebanyak 16 siswa, sedangkan 8 siswa atau dengan persentase sebesar 50% dinyatakan belum tuntas. Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II, peningkatan yang terjadi juga semakin tinggi. Jika dihitung dari siklus I menuju siklus II peningkatan yang terjadi sebesar 39,5%. Pada siklus II ini sebanyak 17 siswa atau sebesar 89,5% dinyatakan telah tuntas, sedangkan 2 siswa atau sebesar 10,5% dinyatakan belum tuntas. Peningkatan dari prasiklus menuju siklus II peningkatan sebesar 63,2% dengan persentase ketuntasan akhir sebesar 89,5%.