REPRESENTASI KRITIK SOSIAL DALAM LIRIK LAGU BAND INDIE PANDAI BESI (Studi Semiotik Terhadap Lirik Lagu “Debu - Debu Berterbangan, Hujan Jangan Marah, Menjadi Indonesia” Dalam Album Daur, Baur 2013)

Main Author: Suprapto, Yheyhen
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/24853/1/jiptummpp-gdl-yheyhensup-37122-1-pendahul-n.pdf
http://eprints.umm.ac.id/24853/2/jiptummpp-gdl-yheyhensup-37122-2-babi.pdf
http://eprints.umm.ac.id/24853/
Daftar Isi:
  • Musik dalam perkembangannya sudah menjadi medium dalam menyampaikan aspirasi rakyat. Sebagai salah satu content media massa, musik dapat merekam realitas dalam melancarkan pesan-pesan maupun kritik sosial, media ini dapat menjadi sarana opini publik tentang kenyataan yang terjadi pada masanya. Hal ini karena lirik lagu dalam musik dapat mengisahkan pengalaman sejarah yang memiliki kedekatan secara emosional maupun pengalaman dengan pendengarnya. Pandai Besi adalah salah satu band indie Indonesia yang kental menggunakan nuansa isu-isu sosial pada lirik lagunya, dimana lirik lagu tersebut adalah tema-tema yang merupakan bentuk kepedulian terhadap fenomena sosial yang sedang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana representasi kritik sosial yang ingin disampaikan Pandai Besi melalui lirik lagu Debu - Debu Berterbangan, Hujan Jangan Marah, Menjadi Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif interpretatif. Metode ini memfokuskan pada ”tanda” dan teks sebagai objek kajian, serta bagaimana peneliti ”menafsirkan” dan memahami kode dibalik tanda dan teks objek yang diteliti. Dengan menggunakan pendekatan teori semiotika yang dikemukakan Roland Barthes, penelitian ini di fokuskan pada “tanda” lirik lagu band Pandai Besi sebagai objek penelitian. Menafsirkan dan memahami lirik untuk mengetahui makna dan membongkar tanda dalam lirik tersebut. Sebuah tanda dapat berubah makna sesuai dengan konteksnya. Perubahan makna tersebut dapat dilakukan dengan memaknai lirik secara denotatif yang kemudian dimaknakan secara konotatif selanjutnya dihubungkan dengan kebudayaan serta mitos dalam pembungkus tanda. Dari hasil penelitian, peneliti menemukan bahwa ketiga lirik Pandai Besi mencerminkan kritikan sosial terhadap perusakan lingkungan alam, bencana banjir, dan terakhir tentang semangat nasionalisme dan optimisme suatu bangsa. Peneliti menyarankan agar masyarakat sebagai penikmat musik dan lagu seharusnya mulai cerdas dan kritis dalam memilih lagu yang berkualitas, agar dapat memahami pesan-pesan yang terkandung dalam sebuah lagu. Dengan begitu masyarakat mempunyai pola pikir yang kritis dan maju sehingga berpengaruh terhadap kondisi mental masyarakat dan juga menekankan fungsi lagu tidak hanya sekedar menjadi hiburan semata.