STEREOTIP REMAJA PUTRI DALAM FILM DRAMA (Analisis Semiotik pada Film “Radio Galau FM” karya Iqbal Rais)

Main Author: HABIBAH, DZATUN
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/24697/1/jiptummpp-gdl-dzatunhabi-34973-1-pendahul-n.pdf
http://eprints.umm.ac.id/24697/2/jiptummpp-gdl-dzatunhabi-34973-2-babi.pdf
http://eprints.umm.ac.id/24697/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini berlatar belakang dari adanya representasi wanita dalam media massa yang kebanyakan berkonotasi negatif, dengan kata lain ‘wajahÂ’ wanita di media massa masih memperlihatkan stereotip yang merugikan. Hal ini dikarenakan realitas sosial mereka dalam masyarakat juga banyak memperlihatkan stereotip yang merugikan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana stereotip remaja putri dalam film “Radio Galau FM” karya Iqbal Rais. Secara umum stereotip adalah pelebelan atau penanda terhadap suatu kelompok tertentu, stereotip merupakan penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi terhadap kelompok di mana orang tersebut dapat dikategorikan. Stereotip masuk ke dalam kehidupan publik sebagai istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan bagaimana kualitas atau karakter tetap dikelompokkan pada kelompok tertentu. Jadi, stereotip pada remaja putri merupakan pelebelan atau over general yang bersumber dari pandangan gender. Penelitian ini menggunakan pendekatan semiotik dengan tipe penelitian intepretatif. Fokus penelitian ini adalah stereotip remaja putri dalam film “Radio Galau FM” karya iqbal Rais yang berdurasi 1 jam 30 menit 45 detik, yaitu yang menunjukkan stereotip remaja putri dalam film tersebut. Untuk unit analisisnya adalah scene-scene tertentu yang dianggap mengandung tanda stereotip remaja putri, baik dari segi audio maupun visual. Teknik analisa datanya sesuai dengan semiotika C.S. Peirce, dengan menguraikan tanda-tanda yang bersifat ikon, indeks, dan simbol melalui segitiga makna Peirce. Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan dalam film “Radio Galau FM”, maka dapat disimpulkan bahwa stereotip remaja putri dalam film ini cenderung negatif, antara lain: berdasarkan remaja putri dan bintang idola, terdapat stereotip bahwa remaja putri selalu ikut-ikutan (latah) fesyen bintang idola. Berdasarkan interaksi sosial, terdapat stereotip remaja putri selalu ingin tahu/memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (kepo) dan stereotip remaja putri cerewet. Berdasarkan hubungan dengan ruang publik, terdapat stereotip remaja putri yang pemalu, dan sensitif yang mudah tersinggung. Berdasarkan hubungan asmara, terdapat stereotip remaja putri emosional dan irasional, posesif, cenderung depresi, dan selalu ingin diperhatikan. Berdasarkan hubungan remaja putri dengan teman sebaya, terdapat stereotip remaja putri yang iri hati dan remaja putri yang lemah. Dan berdasarkan hubungannya dengan mitos kecantikan, remaja putri distereotipkan sebagai kaum yang pobia dengan badan gemuk, bahwa mereka harus langsing.