PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL SAHAM INDEKS PEFINDO25 DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL

Main Author: Anindita, Gani Purba
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2014
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/24160/1/jiptummpp-gdl-ganipurbaa-37228-1-pendahul-n.pdf
http://eprints.umm.ac.id/24160/2/jiptummpp-gdl-ganipurbaa-37228-2-babi.pdf
http://eprints.umm.ac.id/24160/
Daftar Isi:
  • Investasi pada saham mempunyai karakteristik high risk high return expectation. Prinsip diversifikasi dalam portofolio berfungsi untuk mengurangi atau meminimalkan risiko tanpa mengurangi return. Portofolio adalah gabungan dari beberapa aset yang dimiliki investor. Dalam membentuk portofolio banyak kemungkinan portofolio yang terbentuk. Dari kemungkinan portofolio yang terbentuk, investor akan memilih portofolio yang optimal. Portofolio yang optimal dapat memberikan return ekspektasian terbesar dengan tingkat risiko yang sama atau risiko terkecil dengan return ekspektasian yang sama. PEFINDO25 adalah indeks harga saham yang dibentuk oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO). Pertumbuhan indeks harga saham PEFINDO25 di tahun 2012 kembali berhasil mengungguli pertumbuhan indeks harga saham lainnya. Indeks ini terdiri dari 25 emiten kecil dan menengah yang memiliki potensi untuk berkembang. Alat analisis yang digunakan adalah model indeks tunggal. Model indeks tunggal mengasumsikan harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Perhitungan untuk menentukan portofolio optimal dalam model ini didasarkan pada nilai excess return to beta ratio (ERBi). Nilai ERBi dijadikan sebagai indikator bagi saham-saham yang akan diposisikan ke dalam kandidat portofolio optimal. Saham-saham yang akhirnya masuk dalam portofolio optimal adalah saham dengan ERBi lebih besar atau sama dengan nilai ERBi di titik C* (cut off point). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap 25 saham indeks PEFINDO25 di semester I terdapat 4 saham yang terbentuk dalam portofolio optimal, antara lain PT. Bank Himpunan Saudara, Tbk. (SDRA), PT. Lippo Cikarang, Tbk. (LPCK), PT. Ramayana Lestari Sentosa, Tbk. (RALS), PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk. (AISA). Sedangkan di semester II tidak terdapat saham yang dapat dibentuk portofolio optimal, karena hanya ada satu saham saja yang nilai ERBi lebih besar atau sama dengan nilai ERBi di titik C*. Dari keempat saham yang terbentuk dalam portofolio optimal, proporsi masing-masing saham adalah sebagai berikut; SDRA 36%, LPCK 41%, RALS 21%, AISA 2%. Dari proporsi tersebut, maka didapatkan risiko portofolio sebesar 3% dan return ekspektasian portofolio sebesar 11%. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan membentuk portofolio, return ekspektasian portofolio lebih besar dari return ekspektasian saham individu. Sedangkan, risiko portofolio lebih kecil dari risiko individu.