KONSTRUKSI MEDIA ONLINE TENTANG CALON PRESIDEN JOKO WIDODO PADA MASA KAMPANYE PILPRES 2014 Analisis Framing Pada Media Online Detik.com dan Inilah.com Edisi 3-5 Juli 2014
Main Author: | Sari, Maharani Eka |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/23916/1/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/23916/2/jiptummpp-gdl-maharaniek-41523-2-babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/23916/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini berdasar pada kebebasan media massa terutama media online dalam menyajikan berita. Berdasarkan penelitian awal diperoleh kesimpulan bahwa setiap media memiliki kepentingan yang pada akhirnya berpengaruh pada isi berita yang disajikan kepada khalayak. Perkawinan antara media, kepentingan politik, dan industri sudah bukan menjadi sesuatu yang tabu lagi di tanah air ini. Hal ini terindintifikasi melalui berbagai berita yang disuguhkan kepada khalayak umum misalnya dalam kesempatan kampanye PILPRES suatu media tidak akan sungkan memuat berita yang mengagung-agungkan jagoannya dan tidak akan segan-segan menghantam lawan politiknya. Berangkat dari fenomena tersebutlah penelitian ini dilakukan. Media sebagai industri merupakan salah satu bentuk dari perkembangan media yang semakin digemari masyarakat, hingga pada akhirnya pelaku media menjadikan lahan untuk mencari keuntungan sebesar besarnya. Tidak hanya keuntungan dalam bentuk materi jauh dari pada itu pemilik media ataupun segelintir elit yang ingin berkuasa dengan membentuk opini publik melalui media, hal ini menjadikan media sebagai institusi politik. Pisau analisa dalam penelitian ini adalah teori Pamela J. Shoemaker dan Stephen D. Reese, dalam teori ini menjelaskan lima faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan dalam ruang pemberitaan. Pertama,Faktor Induvidual, berhubungan latar belakang professional pengelola media;kedua faktor level rutinitas media, berhubungan dengan mekanisme dan proses terbentuknya media dan akan memepengaruhi bagaimana wujud akhir sebuah berita; ketiga level organisasi, berhubungan struktur organisasi yang mempengaruhi pemberitaan media, pada level ini juga akan terlihat kecenderungan media dalam menyajikan berita para pers era reformasi. keempat level ekstramedia, adalah lingkungan yang berada diluar media yaitu sumber berita yang dipandang bukan sebagai pihak yang netral, sumber penghasilan media, dan eksternal , misalnya pemerintah; kelima faktor ideology, level ini tampak abtrak tidak seperti keempat faktor diatas karena berhubungan dengan posisi seseorang menafsirkan realitas. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data menggunakan dokumenter dan observasi, maka data yang diperoleh dianalisa menggunakan analisis framing model Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki yang mengoperasikan empat dimensi structural teks berita sebagai perangkat framing yaitu Sintaksis (headline, lead, latar informasi, sumber yang dikutup,pernyataan, kutipan), Skirip (strategi berbicara atau bertutur yang dipakai wartawan dalam mengemas peristiwa), Tematik (berhubungan dengan cara wartawan mengungkapkan pandangannya atas peristiwa ke dalam proposisi, kalimat atau hubungan antar kalimat yang membentuk teks secara keseluruhan) dan Retoris (hubungannya dengan cara wartawan menekankan arti tertentu dengan menggunakan pilihan kata, idiom, grafik, dan gabar untuk menonjolkan sisi tertentu juga untuk menunjukkan bahwa apa yang yang disampaikan adalah suatu kebenara). Hasil penelitian pada media online Detik.com dan inilah.com diperoleh bahwasanya Detik.com dan Inilah.com memiliki perspektif yang kontradiktif dalam mengkonstruk sosok Joko Widodo sebagai salah satu calon Presiden Republik Indonesia pada Pemilu 2014. Detik.com melalui berita-beritanya mengkonstruk sosok Joko Widodo sebagai seoarang calon Presiden yang ideal dan positif, merakyat, jujur, bersih dari kasus korupsi, sederhana, dan seorang pemimpin yang berhasil pada saat menjadi Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta. Sedangkan Inilah.com melalui beberapa beritanya mengkonstruk sosok Joko Widodo sebagai calon presiden yang penuh dengan pencitraan semata, pemimpin yang gagal saat menjabat sebagai Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta, penghianat rakyat, bahkan diberitakan terlibat kasus korupsi dalam beberapa proyek yang ditanganinya pada saat menjabat wali kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta. Perbandingan kedua media online tersebut merupakan upaya untuk mendapatkan keuntungan melalui pemberitaannya, Detik.com mengintrepetasikan dirinya sebagai corong dari pendukung Joko Widodo sebaliknya Inilah.com hadir sebagai corong pihak yang kontra dengan Joko Widodo.