Unsur Kekerasan pada Tayangan Talk Show di Televisi (Analisis Isi Pada Program Acara Talk show “ Rumpi No Secret ” di Trans Tv)

Main Author: Savira, Iga
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/23904/1/jiptummpp-gdl-igasavira-41648-1-pendahul-n.pdf
http://eprints.umm.ac.id/23904/2/jiptummpp-gdl-igasavira-41648-2-babi.pdf
http://eprints.umm.ac.id/23904/
Daftar Isi:
  • Banyak program-program terbaru yang semakin menghiasi pertelevisian Indonesia. Mayoritas acara televisi adalah sinetron, secara serempak seluruh industry televisi berlomba-lomba menyuguhkan tayangan sinetron untuk menarik perhatian masyarakatnya. Tayangan sinetron Indonesia jika diperhatikan, banyak mengandung unsur kekerasan seperti kebohongan, menyesatkan penonton dengan alur ceritanya yang dikemas sedemikian cantik sehingga dapat menyihir perhatian pemirsanya. Tidak mau ketinggalan, talk show juga ambil peran dalam meramaikan industry pertelevisian Indonesia. Namun sangat disayangkan ketika stasiun televisi menayangkan acara talk show yang berbau kekerasan.Hal ini bukan hanya karena tayangan yang bersifat mistis, tetapi juga untuk tayangan-tayangan yang bersifat non-mistis. Hal ini menyebabkan pola pikir masyarakat menjadi sulit untuk berkembang. Melihat fenomena kekerasan massa yang melanda Indonesia saat ini memiliki kaitan erat dengan proses sosialisasi tindakan kekerasan yang telah lama tumbuh dalam ruang keluarga Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar frekuensi kemunculan unsur kekerasan pada tayangan talk show Rumpi No Secret di Trans Tv selama satu minggu terhitung sejak episode 27 Januari sampai dengan 5 Februari 2015. Sehingga dapat terlihat hasil perolehan data bahwa apakah program acara talk show Rumpi No Secret mengandung unsur kekerasan baik kategori verbal maupun non verbal. Dimana masing – masing kategori terbagi menjadi empat sub kategori. Sub kategori kekerasan verbal yakni, asosiasi pada seksual/porno, eufimisme, disfemisme, bohong/menyesatkan. Sedangkan sub kategori non verbal berupa pakaian, ekspresi wajah, bahasa tubuh/gerakan tubuh, dan intonasi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengukur aspek atau dimensi dari isi (dokumen yang dilakukan secara kuantitatif) (Eriyanto, 2011:45). Peneliti menggunakan analisis isi kuantitatif, karena ingin mengukur seberapa besar ferekuensi kemunculan unsur kekerasan yang ada pada tayangan rumpi no secret yang dilakukan dengan mencatat bilangan-bilangan atau muatan isi dan kecendrungan dalam tayangan serta untuk melukiskan jenis isi yang telah didefinisikan/dikategorikan sebelumnya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa frekuensi kemunculan unsur kekerasan bahwa ada Nilai CR (coefisient reliability) unsur kekerasan verbal yang diperoleh dari peneliti dan koder 1 sebesar 0,95 sedangkan peneliti dengan koder 2 sebesar 0,81. Dari kategori unsur kekerasan non verbal diperoleh tingkat reliabilitas antara peneliti dengan koder 1 sebesar 0,90 dan peneliti dengan koder 2 adalah 0,85. Dimana unsur kekerasan non verbal kategori ekspresi wajah dan gerakan tubuh dalam tayangan talk show Rumpi No Secret yang paling banyak mendominasi pada tiap episodenya. Hampir semua kategori unsur kekerasan ditemukan dalam tayangan talk show rumpi no secret episode tanggal 27 januari hingga 5 februari 2015. Berdasarkan hasil perhitungan dari peneliti diperoleh frekuensi kemunculan kategori unsur kekerasan dari total 35 segmen yang diteliti bahwa ada 16 segmen yang mengandung unsur kekerasan verbal yang diikuti oleh kekerasan non verbal. Sementara ada 17 segmen yang mengandung kekerasan non verbal yang tidak diikuti oleh kekerasan verbal. Hanya 2 segmen saja yang ditemukan tidak mengandung unsur kekerasan. Dengan perolehan prosentase kategori kekerasan verbal sebesar 45,71% dan kategori kekerasan non verbal sebesar 48,57%.