ANALISIS MODAL KERJA PADA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN SEKTOR TEMBAKAU YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

Main Author: Kurniawan, Heriski
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/23678/1/jiptummpp-gdl-heriskikur-40952-1-pendahul-i.pdf
http://eprints.umm.ac.id/23678/2/jiptummpp-gdl-heriskikur-40952-2-babi.pdf
http://eprints.umm.ac.id/23678/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini merupakan studi kasus dengan judul ”Analisis Modal Kerja Pada Perusahaan-Perusahaan Sektor Tembakau yang Tercatat Pada Bursa Efek Indonesia” tujuan penelitian untuk mengetahui apakah penggunaan modal kerja sudah optimal dan berapa besar penambahan atau pengurangan yang dibutuhkan setiap perusahaan. Dalam penelitian ini mengambil hipotesis yaitu penggunaan modal kerja Perusahaan-perusahaan sektor tembakau yang tercatat di BEI belum optimal. Alat analisis yang digunakan untuk mengetahui apakah penggunaan modal kerja sudah optimal menggunakan analisis perputaran modal kerja, dan untuk mengetahui penambahan atau pengurangan modal kerja yang dibutuhkan menggunakan ramalan penjualan dengan estimasi model tingkat pertumbuhan penjualan tahun sebelumnya. Untuk menguji hipotesis Modal Kerja Optimal (MKO) yaitu jika Modal Kerja Riil (MKR) Hasil perhitungan dengan alat analisis perputaran modal kerja. Modal kerja PT. Gudang Garam, Tbk tahun 2009 – 2013 belum optimal. Hal ini dapat ditunjukan pada tahun 2013 yakni sebesar MKR 34.604.461 > MKO 6.595.320. Modal kerja PT. HM. Sampoerna, Tbk tahun 2009 – 2013 belum optimal. Tahun 2013 sebesar MKR 21.247.830 > MKO 3.944.331. PT. Bentoel Biru, Tbk tahun 2009 – 2013 belum optimal. PT. Bentoel Biru. Tahun 2013 MKR 5.535.165 < MKO 905.488. Dari dari hasil analisis optimalisasi modal kerja tersebut sesuai dengan tolak ukur yang digunakan, maka modal kerja Perusahaan-Perusahaan Sektor Tembakau yang Tercatat di BEI mengalami kelebihan dana pada aktiva lancar yang juga merupakan modal kerja perusahaan, dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini terbukti. Berdasarkan kesimpulan diatas penulis dapat mengimplikasikan bahwa sebaiknya mengurangi investasinya pada aktiva lancar atau modal kerjanya, agar tidak terdapat dana yang menganggur.