STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK CEFTRIAXONE PADA PASIEN DEMAM TIFOID (Penelitian dilakukan di RSUD Sidoarjo)
Main Author: | SULISTIAWATI, |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/23493/1/jiptummpp-gdl-sulistiawa-41309-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/23493/2/jiptummpp-gdl-sulistiawa-41309-2-bab1.pdf http://eprints.umm.ac.id/23493/ |
Daftar Isi:
- Latar Belakang : Demam tifoid adalah suatu penyakit yang terjadi akibat adanya bakteri gram negatif Salmonella thypi. Infeksi demam tifoid ditularkan melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi. Penatalaksanaan terapi demam tifoid yaitu dengan tirah baring, terapi cairan, terapi simtomatik, terapi pencegahan dan terapi antibiotik. Terapi antibiotik yang diberikan pada pasien demam tifoid yaitu antibiotik ceftriaxone yang digunakan selama lima hari dapat mengurangi biaya pengobatan dan mengurangi trauma psikologis pada anak yang menjalani perawatan rumah sakit berkepanjangan. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penggunaan ceftriaxone pada pasien demam tifoid di RSUD Sidoarjo terkait dengan dosis, cara/ aturan penggunaan, frekuensi dan kombinasi pemberian yang berkaitan dengan data klinik dan data laboratorium. Metode : Penelitian ini bersifat deskriptif retrospektif dengan mengambil data rekam medik kesehatan (RMK) pada pasien demam tifoid di RSUD Sidoarjo periode Mei 2014-Desember 2014. Hasil dan Kesimpulan : Dari data RMK didapatkan 44 pasien demam tifoid di RSUD Sidoarjo yang mendapatkan terapi antibiotik ceftriaxone. dari data demografi menunjukkan pasien berjenis kelamin laki-laki sebanyak 24 pasien (55%) dan perempuan 20 pasien (45%). Penggunaan ceftriaxone tunggal paling banyak 42 pasien (91%) dengan dosis paling banyak adalah (2x1 gram) IV. Penggunaan kombinasi paling banyak adalah ceftriaxone (2x1 gram) IV dengan Levofloxacin (1x500 mg) IV sebanyak 2 pasien (50%). Penggunaan switch antibiotik paling banyak adalah cefotaxime (3x1 gram) IV di switch dengan ceftriaxone (2x1 gram) IV sebanyak 4 pasien (27%). Terapi selain antibiotik ceftriaxone paling banyak adalah pemberian resusitasi cairan 71 (27%) dan analgesik/antipiretik 61 (23%).