PEMAHAMAN WARGA TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG PEMANFAATAN LAHAN HUTAN INDONESIA (Studi Hutan Sekaroh di Desa Sekaroh Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur)
Main Author: | SUHASTINI, NOVIA |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/23404/1/jiptummpp-gdl-noviasuhas-40124-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/23404/2/jiptummpp-gdl-noviasuhas-40124-2-bab1.pdf http://eprints.umm.ac.id/23404/ |
Daftar Isi:
- Permasalahan yang ada pada penelitian ini adalah adanya pemanfaatan lahan hutan lindung oleh warga setelah dikeluarkannya surat keputusan menteri kehutanan. Permasalahan awalnya adalah sebelum Hutan Sekaroh tersebut di jadikan hutan lindung, masyarakat telah ada di hutan tersebut dan telah lama memanfaatkan kawasan hutan tersebut. Selain itu, banyak masyarakat yang ada di kawasan Hutan Lindung Sekaroh yang telah memiliki sertifikat. Melihat hal tersebut, pemerintah terkait yaitu dinas kehutanan dan perkebunan (DISHUTBUN) meminta beberapa sertifikat yang telah di terbitkan oleh badan pertanahan nasional (BPN) Kabupaten Lombok Timur untuk di batalkan sehingga terjadi pro dan kontra dalam hal pembuatan dan pembatalan sertifikat tersebut. Melihat hal tersebut, peneliti ingin mengetahui pemahaman warga terkait kebijakan pemerinta tentang pemanfaatan lahan Hutan Sekaroh. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, jenis deskriptif. Pada penelitian ini, terlebih dahulu peneliti akan memberikan hipotesis dan akan memperoleh data dan fakta dari penelitian di Hutan Lindung Sekaroh sehingga akan di peroleh kesimpulan penelitian. Sumber data pada penelitian ini yakni sumber data primer yang diperoleh langsung dari narasumber baik lisan maupun tulisan dan data sekunder yang di peroleh melalui arsip-arsip, dokumen-dokumen resmi berupa catatan tulisan, literature dan buku-buku tentang penelitian serta internet dan perundang-undangan mengenai penelitian. Setelah di peroleh sumber data, tekhnik pengumpulan data meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi. Alasan peneliti melakukan penelitian di Hutan Lindung Sekaroh adalah adanya permasalahan yang tengah terjadi dan belum adanya penyelesaian. Kemudian, tekhnik analisis data menggunakan analisis data Miles dan Huberman yakni pertama reduksi data (data reduction), kedua paparan data (data display), ketiga penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing/verifying). Dengan seperangkat motode penelitian tersebut, pada penelitian pemahaman warga tentang kebijakan pemanfaatan Hutan Lindung Sekaroh ini pemahaman warga di lihat dari tiga aspek, yakni pertama, aspek pengetahuan warga yang dilihat dari pengetahuan tentang rencana pemerintah daerah terkait pengelolaan Hutan Lindung Sekaroh. Kedua, aspek inovasi yang dilihat dari pengelolaan hutan berbasis masyarakat yakni partisipasi masyarakat pada pengelolaan hutan kemasyarakatan (HKm). Ketiga, aspek tindakan, setelah melihat pemahaman warga dari aspek pengetahuan dan inovasi maka masyarakat dapat mengambil tindakan dalam pengelolaan Hutan Lindung Sekaroh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat telah memahami pengelolaan Hutan Sekaroh maupun peruntukan pengelolaan Hutan Lindung Sekaroh selama lima tahun ke depan, namun masyarakat tetap bermukim di Hutan Lindung Sekaroh karena apabila masyarakat meninggalkan lahan hutan tersebut maka mkasyarakat tidak memperoleh lahan pengganti. Apabila melihat kondisi kehidupan warga di Hutan Lindung Sekaroh tersebut telah terjadi banyak deviasi lahan hutan diantaranya adanya perolehan sertifikat lahan pribadi oleh masyarakat, adanya pemukiman permanen yang di bangun di tengan hutan lindung tersebut dan lainnya. Selain itu, adanya perbedaan pendapat yang terjadi antara dinas kehutanan dan perkebunan (DISHUTBUN) dan badan pertanahan nasional (BPN) Kabupaten Lombok Timur menyebabkan kebijakan tentang surat keputusan menteri tersebut sulit terlaksana. Dari hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemahaman warga tentang pengelolaan pemanfaatan hutan lindung di Sekaroh warga telah memahaminya namun, terkait pelaksanaan dari pemahaman tersebut belum terlaksana sesuai dengan yang seharusnya. Masyarakat memilih bertahan untuk memanfaatkan lahan hutan tersebut diakibatkan oleh karena ketergantungan masyarakat terhadap hutan dan tidak ada lahan pengganti untuk masyarakat. Namun, melihat dari hasil penelitian ini seharusnya pemerintah sebagai pengimplementasi kebijakan seharusnya dapat bekerjasama dan tidak ada perbedaan persepsi sehingga kebijakan tersebut dapat terlaksana dengan baik.