HUBUNGAN GERAKAN REPETITIF DAN BERKEKUATAN DENGAN SINDROM TEROWONGAN KARPAL PADA PENGRAJIN SEPATU KULIT DI KABUPATEN MAGETAN BAGIAN PRODUKSI
Main Author: | PRISSANTIKA, ERFIAN |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/23268/1/jiptummpp-gdl-erfianpris-42393-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/23268/2/jiptummpp-gdl-erfianpris-42393-2-bab1.pdf http://eprints.umm.ac.id/23268/ |
Daftar Isi:
- Pembimbing: (1) Rubayat Indradi * , (2) Anung Putri Illahika ** Latar Belakang: Sindrom Terowongan Karpal merupakan salah satu penyakit akibat kerja yang sering dijumpai pada pekerja industri di beberapa negara. Beberapa faktor yang berhubungan dengan resiko peningkatan terjadinya kejadian Sindrom Terowongan Karpal adalah gerakan repetitif dan gerakan yang menggunakan kekuatan pergelangan tangan. Tujuan: Mengetahui hubungan gerak repetitif dan berkekuatan dengan Sindrom Terowongan Karpal pada pengrajin sepatu kulit di Kabupaten Magetan bagian produksi. Metode: Analitik observasional dengan pendekatan Cross Sectional. Teknik pengambilan sampel secara total sampling dan didapatkan sampel sebanyak 67 responden yang terdiri dari 12 orang di bagian pemotongan, 16 orang di bagian penjahitan, 26 orang di bagian perakitan, dan 13 orang di bagian finishing. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, observasi, dan pemeriksaan fisik (Phalen test and Tinel sign). Gerak repetitif dan gerak berkekuatan masing-masing terbagi dalam kelompok tinggi dan rendah. Gerak repetitif tinggi adalah gerak berulang yang intensitas gerakannya lebih dari 30x/menit, sedangkan kekuatan tinggi adalah kekuatan tangan yang lebih dari 6 kg. Data hasil penelitian ini dianalisis menggunakan Chi-square, Spearman, dan regresi logistik. Hasil Penelitian dan Diskusi: Angka kejadian STK terbanyak ditemukan pada rentang usia 21-30 tahun (22,4%), masa kerja lebih dari 10 tahun (41,8%), lama kerja lebih dari 8 jam per hari (47,8%), pada responden dengan BMI normal (49,3%), pada bagian unit perakitan (32,8%), dan pada responden yang menggunakan gerakan repetitif tinggi dan kekuatan tinggi (51,2%). Pada analisis Chi-square didapatkan p<0,05 yang berarti ada hubungan signifikan antara gerak repetitif dan berkekuatan dengan STK. Hasil korelasi Spearman menunjukkan korelasi sedang. Hubungan gerak repetitif dan kekuatan dengan STK sebesar 38%. Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara gerakan repetitif dan berkekuatan dengan STK.