ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MEMECAHKAN SOAL CERITA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI SMP NEGERI 2 BATU
Main Author: | AGUSTINA, NUR ITA |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/22866/1/jiptummpp-gdl-nuritaagus-40148-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/22866/2/jiptummpp-gdl-nuritaagus-40148-2-babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/22866/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan permasalahan yang terdapat pada siswa kelas VIII-A SMP Negeri 2 Batu yaitu kurangnya pemahaman siswa dalam memecahkan soal cerita materi sistem persamaan linear dua. Adapun masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini berupa pertanyaan penelitian sebagai berikut: (1) Apa saja kesulitan yang dialami siswa dalam memecahkan soal cerita materi sistem persamaan linear dua variabel (2) Apakah penyebabkesulitan yang dialami siswa dalam memecahkan soal cerita materi sistem persamaan linear dua variabel. Tujuan penelitian ini yaitu mendeskripsikan apa saja kesulitan siswa dan penyebab kesulitan yang dialami dalam memecahkan soal cerita materi sistem persamaan linear dua variabel. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif dengan sampel penelitian adalah siswa kelas VIII-A SMP Negeri 2 batu tahun pelajaran 2014/2015 sebanyak 27 siswa. Pengambilan subjek penelitian adalah 5 siswa kelas VIII A SMP Negeri 2 Batu semester genap, tahun ajaran 2014/2015 yang didasarkan padasiswa yang melakukan lebih banyak kesalahan dibandingkan siswa yang lain. Selain itu, kesalahan yang dilakukannya bervariasi dan penting untuk di teliti. Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh simpulan sebagai berikut: (1) Jenis kesalahan siswa dalam memecahkan soal cerita materi sitem persamaan linear dua variabel adalah: (a) kesulitan dalam memahami soal, (b) kesulitan dalam membuat model matematika, (c) kesulitan dalam menyelesaikan model matematika. (2) Penyebab kesalahan tersebut adalah: (a) tidak bisa menerjemahkan maksud soal.(b) lupa menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan. (c)Tidak memahami apa yang ditanyakan dalam soal sehingga subyek tidak dapat mendeskripsikan soal cerita kedalam bentuk model matematika.(d) kebiasaan tidak menuliskan apa yang diketahui, ditanyakan dan menberikan keterangan pada variabel. (e) Lupa bahkan tidak tahu akan metode eliminasi dan substitusi. (f) terlalu tergesa-gesa dan berpikir soal cerita tersebut sukar. (g) Tidak teliti dalam melakukan penghitungan. (h) tidak bisa menjumlahkan tanda bilangan, (j) waktu pengerjaan yang kurang.Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan bahwa guru Guru sebaiknya dalam mengajarkan soal cerita hendaknya dimulai dengan contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari yang sederhana untuk membantu pemahaman siswa terhadap soal cerita, Kesulitan dalam membuat model matematika dapat dikurangi dengan memberikan latihan soal cerita yang lebih intensif, Untuk menghindari kesulitan dalam menyelesaikan model matematika, sebelum guru mengajarkan soal cerita perlu diyakinkan bahwa siswa sudah paham tentang konsep-konsep matematika yang berkaitan dengan soal cerita tersebutdan memberi penekanan dalam mengajar mengenai materi yang dominan terjadi kesulitan pada siswa yang mengakibatkan banyak terjadi kesalahan.