i KONSTRUKSI TOKOH SOEKARNO DALAM FILM (Analisis Framing pada Film Soekarno Karya Hanung Bramantyo)
Main Author: | Nur S, Shindy Ayu |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/22714/1/jiptummpp-gdl-shindyayun-41295-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/22714/2/jiptummpp-gdl-shindyayun-41295-2-babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/22714/ |
Daftar Isi:
- Saat ini banyak bermuculan film yang mengangkat kisah tokoh – tokoh terkenal. Film Soekarno : Indonesia Merdeka karya Hanung Bramantyo merupakan salah satunya. Film ini menjadi kontroversi terkait dengan sosok Soekarno yang dianggap berbeda dari sosok aslinya oleh masyarakat. Bagaimana sosok Soekarno dikonstruksikan dalam film ?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Hanung sebagai sutradara mengkonstruksi tokoh Soekarno. Penelitian ini menggunakan pendekatan konstrusivisme sebagai dasar pemikirannya. Teori ini menjelaskan bahwa apa yang dihasilkan media merupakan hasil kostruksi individu. Setiap individu akan mengkonstruksi suatu hal bedasarkan pengetahuan yang mereka miliki. Serta menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe interpretative. Tahapan analisisnya adalah sebagai berikut : Mengunduh data, kemudian memilih scene – scene yang akan diteliti. Setiap scene yang dipilih dianalisis dengan menggunakan teknik framing model Gamson dan Modigliani. Hasil penelitian dan analisa data menunjukkan bahwa sosok Soekarno dalam film ini dikonstruksi semanusiawi mungkin oleh Hanung. Hanung tidak hanya mengkonstruksi tokoh sosok Soekarno sebagai pahlawan, namun juga sosoknya sebagai suami, ayah, dan laki – laki biasa. Pengemasan cerita yang tidak hanya menceritakan tentang kisah kepahlawanan Soekarno, menjadikan sosok Soekarno tampak asing di mata masyarakat yang hanya mengenal Soekarno sebagai seorang pahlawan. Elemen yang menonjol dari hasil pembingkaian model Gamson dan Modigliani adalah exemplars dan roots. Dimana keduanya saling berkesinambungan untuk menguatkan cerita. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah bahwa sosok Soekarno dikonstruksikan sebagai manusia biasa. Soekarno bukanlah dewa, ia juga manusia biasa yang bisa melakukan kesalahan dan juga memiliki ketakutan. Sosoknya sebagai kolaborator hanyalah sebuah strategi yang dipilihnya untuk meraih kemerdekaan Indonesia. Ia juga merupakan pemimpin yang dicintai rakyat, walaupun ia termasuk laki – laki yang lemah terhadap wanita.