i REPRESENTASI PEREMPUAN DALAM FILM REMAJA INDONESIA (analisis semiotik pada film "satu jam saja" karya ario rubbik)

Main Author: DHEWANDHA, SINDHI
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/22630/1/jiptummpp-gdl-sindhidhew-41415-1-pendahul-n.pdf
http://eprints.umm.ac.id/22630/2/jiptummpp-gdl-sindhidhew-41415-2-babi.pdf
http://eprints.umm.ac.id/22630/
Daftar Isi:
  • Perempuan selalu menjadi sebuah topik yang menarik untuk dibicarakan terutama di dalam media massa. Pandangan masyarakat mengenai perempuan sebagian besar juga terbentuk oleh apa yang selama ini digambarkan oleh media massa, terutama sinema atau film. Problem pokok dalam tiap teks yang terkandung dalam film yang menampilkan sosok perempuan adalah masalah representasi. Representasi perempuan dalam teks yang diproduksi oleh budaya dengan dominasi patriarki, biasanya cenderung ditampilkan sebagai pihak yang marjinal (terpinggirkan) dibandingkan laki-laki dalam kebanyakan film. Dalam hal ini, media massa berperan penting sebagai sumber yang dominan bagi masyarakat juga kelompok secara kolektif untuk memperoleh gambaran dan citra realitas. Banyak para sineas di Indonesia yang membuat film bertemakan remaja. Salah satu film bertemakan remaja adalah garapan sutradara Ario Rubbik yang berjudul "Satu Jam Saja" merupakan salah satu film yang mengangkat tema remaja yang mengandung representasi perempuan di dalamnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari tahu bagaimana perempuan direpresentasikan dalam film remaja Indonesia "Satu Jam Saja?” karya Ario Rubbik. Ruang lingkup penelitian sendiri ada pada film "Satu Jam Saja" yang terdapat 12 scene Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah semiotika dengan pendekatan deskriptif interpretatif. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui data primer dan sekunder. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik semiotika Roland Barthes. Unit yang digunakan dalam penelitian ini adalah setiap scene yang dijelaskan melaui acting, dialog, gesture dan shot yang menunjukkan representasi perempuan yang sesuai dengan kategori yang telah ditentukan dalam film Satu Jam Saja. Dengan demikian dapat diperoleh eksplorasi tentang representasi perempuan dalam film remaja. Dari hasil penelitian yang dilakukan, terdapat scene 5, 7, 9, 25, 26, 37, 38, 42, 57, 58, 62, 65 yang merepresentasikan perempuan. Dengan menganalisa tanda yang terdiri dari penanda (signifier) dan petanda (signified) dalam film ini dan aspek yang mendukung, dapat ditarik hasil dan kesimpulan bahwa perempuan dalam representasi di berbagai teks di-stereotype-kan yaitu ideal. Perempuan ideal yang mengasuh dan maternal. Dalam film “Satu Jam Saja” perempuan masih direpresentasikan seperti stereotype-stereotype yang selama ini ada di masyarakat dimana perempuan dianggap sebagai sosok yang cengeng, suka digoda, emosional, tidak bisa mengambil keputusan, tidak mandiri (dependen), pasif, pendiam, cepat tersinggung/perasa, suka menyembunyikan perasaan, royal dan terpusat di rumah. Adanya Stereotype tersebut Mengakibatkan perempuan itu tidak bisa tampil dalam ruang publik ataupun menjadi memimpin. Perempuan selalu tersubordinasi atau nomor dua. Masyarakat yang menganut sistem patriarki meletakkan laki-laki pada posisi dan kekuasaan yang dominan dibandingkan perempuan. Laki-laki dianggap memiliki kekuatan lebih dibandingkan perempuan. Di semua lini kehidupan, masyarakat memandang perempuan sebagai seorang yang lemah dan tidak berdaya.