POLA KOMUNIKASI INTERPERSONAL KAUM HOMOSEKSUAL DALAM PENGUNGKAPAN DIRI / SELF DISCLOSURE KEPADA SAHABAT (Studi Pada Gay di Kota Malang)

Main Author: WIDYAWATI,
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/22310/1/jiptummpp-gdl-widyawati0-39678-2-babi.pdf
http://eprints.umm.ac.id/22310/2/jiptummpp-gdl-widyawati0-39678-1-pendahul-n.pdf
http://eprints.umm.ac.id/22310/
Daftar Isi:
  • Kecenderungan seksual yang menyimpang pada seseorang saat ini makin bermunculan di tengah masyarakat. Istilah homoseksual mulai terdengar lazim ditelinga masyarakat saat ini. Tidak jarang pula masyarakat awam saat ini mulai harus terbiasa dengan fenomena tersebut. Hal itulah yang menjadi dasar dari penelitian ini. Setiap orang tentunya mempunyai hak untuk menjalin suatu hubungan, namun hubungan sesama jenis masih dianggap sangat tabu dan tidak lazim. Sejalan dengan sikap masyarakat yang masih memandang hal tersebut sebagai sesuatu yang tidak sesuai, maka para penyuka sesama jenis ini mempunyai tekanan secara mental tentang keberadaannya. Tidak sedikit masyarakat yang belum menerima adanya hal tersebut. Kurangnya penerimaan dari masyarakat inilah yang membuat kaum homoseksual sulit dalam pengungkapan diri. Berdasarkan hal tersebut, penelitian bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi interpersonal kaum homoseksual dalam pengungkapan diri sebagai gay kepada sahabat. Penelitian dilakukan di Kota Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki fenomena sosial dan masalah manusia. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi sosial, yaitu teori yang menunjukan tingkatan kedekatan hubungan antar pribadi. Pada penelitian ini pengambilan subjek dilakukan secara snowball sampling, yaitu dengan mengambil subjek 4 orang gay yang telah diketahui berdasarkan keterangan dari informan dan dengan beberapa kriteria yang ditentukan oleh peneliti. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah dengan wawancara mendalam / depth interview yang dilakukan kepada para subjek untuk mengukur kedekatan peneliti dengan subjek, sehingga bisa diperoleh data yang akurat. Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data menggunakan metode Miles and Huberman. Sedangkan teknik keabsahan data yang digunakan adalah metode triangulasi sumber. Dari subjek yang telah diwawancarai, dengan jawaban yang sudah diterima dari para subjek yaitu para gay. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dengan bercerita kepada orang lain dalam hal ini adalah sahabat, mampu mengurangi beban pikiran dan rasa tidak ditrerima di masyarakat banyak. Bagi mereka bercerita kepada sahabat merupakan langkah yang tepat untuk berbagi keluhan dan kesedihan maupun kebahagiaan yang mereka alami. Adanya pengungkapan diri kepada sahabat dikarenakan adanya rasa percaya kepada sahabat, sehingga mereka mau menceritakan lapisan paling dalam pada dirinya yang bersifat sensitif. Dari data yang diambil atau diperoleh dari empat subjek dan sahabatnya, dan kemudian dilakukan sebuah pengolahan data dilanjut dengan mendeskripsikannya, dapat disimpulkan bahwa pola komunikasi yang digunakan subjek dalam berkomunikasi dengan sahabatnya adalah pola komunikasi terbuka dan pola simetris. Karena itu subjek berani menceritakan pengalaman selama proses dan keadaan selama mempunyai pasangan sesama jenis. Pengalaman tersebut menjadi hal yang ingin diceritakan kepada seseorang, namun subjek sadar bahwa hanya kepada sahabat mampu melakukan pengungkapan diri. Hal itu bisa terjadi dikarenakan subjek memiliki kepercayaan kepada sahabat, sehingga subjek dapat menginformasikan tentang dirinya yang sangat pribadi. Pengungkapan diri (self disclosure) yang dilakukan oleh subjek kepada sahabatnya, mendapat penerimaan dari sahabatnya. Hal itu menunjukan bahwa tahapan tahapan penetrasi sosial yang dilakukan subjek sudah memasuki pada tahap 4 (pertukaran seimbang) dalam penetrasi sosial, sehingga adanya feedback secara langsung ketika berkomunikasi dengan sahabat. Kehadiran sahabat yang dapat dipercaya, akan membantu para kaum homoeksual dalam mengurangi beban mental maupun beban perasaan, yaitu dengan cara melakukan pengungkapan diri, menceritakan dengan rasa aman dan nyaman.