TEKNIK KOMUNIKASI GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA AUTIS (Studi Pada Guru Laboratorium Sekolah Autisme Universitas Negeri Malang)

Main Author: Setyoko, Bagus Ardi
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2015
Subjects:
Online Access: http://eprints.umm.ac.id/22295/1/jiptummpp-gdl-bagusardis-39888-2-babi.pdf
http://eprints.umm.ac.id/22295/2/jiptummpp-gdl-bagusardis-39888-1-pendahul-n.pdf
http://eprints.umm.ac.id/22295/
Daftar Isi:
  • Autisme adalah satu dari anak berkebutuhan khusus, dimana anak autis memiliki gangguan perkembangan yang sangat kompleks yang gejalanya telah timbul sebelum anak itu mencapai usia tiga tahun. Gejala yang sangat menonjol adalah sikap anak yang cenderung tidak mempedulikan lingkungan dan orang-orang di sekitarnya, seolah menolak berkomunikasi dan berinteraksi, serta seakan hidup dalam dunianya sendiri. Anak autis juga mengalami kesulitan dalam memahami bahasa dan berkomunikasi secara verbal. Mereka cenderung memiliki dunianya sendiri dan tidak peduli dengan lingkungan sekitarnya. Atas dasar fenomena tersebut, peneliti ingin mengetahui sejauh mana strategi komunikasi guru di Sekolah Laboratorium Autisme Universitas Negeri Malang dalam meningkatkan motivasi belajar para siswa. Laboraturium Sekolah Autisme UM menggunakan perpaduan antara kurikulum TK/SD/SLB dan kurikulum autis dari luar negeri dengan biaya bulanan yang relative rendah dan terjangkau. Hingga saat ini, sekolah ini juga berhasil membimbing para lulusannya untuk melanjutkan pendidikan di SMP normal maupun SMP Inklusi dan memiliki tenaga pengajar yang sebagian besar lulusan S1. Pembelajaran untuk anak berkebutuhan khusus (student with special needs) membutuhkan suatu pola tersendiri sesuai dengan kebutuhannya masing-masing, yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Dalam penyusunan program pembelajaran untuk setiap bidang studi, hendaknya guru kelas sudah memiliki data pribadi setiap peserta didiknya. Data pribadi yakni berkaitan dengan karakteristik spesifik, kemampuan dan kelemahannya, kompetensi yang dimiliki., dan tingkat perkembangannya. Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Dengan maksud untuk mendeskripsikan dan menganalisa teknik komunikasi guru dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di Laboratorium Sekolah Autisme UM. Wawancara dilakukan terhadap 5 orang guru yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria yang telah ditentukan. Kemudian data yang elah terkumpul dianalisis menggunakan model Miles Hubberman guna memamparkan data secara sebenar benarnya. Triangulasi metode digunakan sebagai alat untuk menguji keabsahan data dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data dengan cara yang berbeda. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dibutuhkan kemampuan khusus seorang guru tentang bagaimana mengajar dan mendekatkan diri pada siswa autis. Guru berperan memberikan intruksi dalam upaya memberikan pengetahuan sesuai kurikulum yang ada. Kemampuan guru dalam berdialog mendorong terjadinya komunikasi yang efektif serta menumbuhkan motivasi sang anak dalam kegiatan belajar. Guru juga dituntut untuk melakukan pendekatan pada siswanya. Kedekatan ini juga yang akan membentuk proses komunikasi berjalan dengan semsetinya. Bagi para guru sekolah Laboratorium Autisme UM, Teknik Komunikasi Persuasif lebih ditekankan untuk memberikan hasil terbaik dalam proses meningkatkan motivasi belajar siswa. Komunikasi persuasive dalam hal ini menekankan pada perubahan perilaku, keyakinan dan sikap yang lebih mantap, seolah-olah perubahan tersebut bukan atas kehendak komunikator akan tetapi justru atas kehendak komunikan sendiri. Dalam hal ini, para guru menggunakan hal-hal yang disukai para siswa untuk memberikan motivasi dan umpan pancing agar anak melakukan apa yang diinginkan oleh siswa. Pak Budi di kelas karya, memberikan imbalan berupa uang dan pujian agar anak menjadi semakin termotivasi untuk berkarya. Pak Tri yang merayu Figgo dengan makanan agar menurut pada dirinya. Bu Rila dan Bu Ninik yang menggunakan sistim tarik ulur. Membiarkan sang anak sibuk dengan dunianya sendiri saat sedang bosan dengan pelajaran. Namun pada saat yang tepat mulai mengarahkan kembali pada pelajaran. Bu Fifi yang menggunakan alat-alat bergambar untuk menarik perhatian siswanya.