ASPEK-ASPEK FEMINISME PROGRAM ACARA TETANGGA MASA GITU? DI NET. DALAM PANDANGAN AUDIEN ( Studi Resepsi Pada Kalangan Ibu-ibu Anggota Chatalina Gym Malang )
Main Author: | Stefany, Heny |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://eprints.umm.ac.id/22265/1/jiptummpp-gdl-henystefan-39996-2-babi.pdf http://eprints.umm.ac.id/22265/2/jiptummpp-gdl-henystefan-39996-1-pendahul-n.pdf http://eprints.umm.ac.id/22265/ |
Daftar Isi:
- Program acara yang mengandung aspek-aspek feminisme yang dikemas dalam situasi komedi seperti program acara Tetangga Masa Gitu? di NET. menggambarkan bahwa perempuan lebih mendominasi dalam kehidupan rumah tangga yang bertolak belakang dengan realitas kehidupan berumahtangga di Indonesia, seolah laki-laki yang berperan sebagai suami kurang bertanggung jawab dalam menafkahi keluarga. Berangkat dari pemikiran tersebut, maka peneliti merumuskan masalah tentang bagaimana ibu-ibu anggota sanggar senam Chatalina Gym Malang memaknai feminisme pada tayangan Tetangga Masa Gitu? di NET. Peneliti ingin mengetahui dan menjelaskan pemaknaan audien terkait aspek-aspek feminisme yang terkandung dalam program acara Tetangga Masa Gitu? di NET. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan multi teori yaitu Individual Differences Theory dan feminisme liberal yang sesuai dengan pembahasan dalam penelitian ini. Individual Differences Theory yang dikenalkan oleh Melvin D, Fleur menganggap bahwa proses perilaku audien berdasarkan stimulus-response, dalam hal ini tidak ada audien yang relatif sama, pengaruh media massa pada masing-masing individu berbeda dan tergantung pada kondisi psikologi individu yang berasal dari penglaman individu. Sedangkan teori feminisme liberal memiliki memiliki esensi isu tentang kesetaraan gender dalam hal kebebasan bersuara, hak untuk memilih, hak untuk mengemukakan pendapat, hak untuk memeluk suatu agama, hak untuk berorganisasi, serta hak-hak sipil lainnya. Feminisme liberal melandaskan idealisme fundamentalnya pada pemikiran bahwa manusia bersifat otonomi dan diarahkan oleh penalaran yang menjadikan manusia mengerti akan prinsip-prinsip moralitas dan kebebasan individu. Feminisme liberal mengangkat isu-isu yang berkaitan dengan akses pada pendidikan, kebijakan yang bias gender, hak-hak politis dan sipil. Pendekatan analisis resepsi yang dipilih oleh peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif interpretatif dimana peneliti menggunakan audien sebagai instrument kunci yang kemudian peneliti menginterpretasikan pemaknaan yang dibuat oleh audien berdasarkan latar belakang dan pengalaman audien sebelumnya. Pada penelitian ini, peneliti memilih kalangan ibu-ibu sebagai subjek penelitian khususnya ibu-ibu anggota sanggar senam Chatalina Gym Malang. Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah pemaknaan atau hasil interpretasi dari subjek penelitian yaitu pemirsa Tetangga Masa Gitu? pada kalangan ibu-ibu anggota Chatalina Gym Malang tentang makna feminisme program acara tersebut. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dan observasi yang dilakukan di sanggar senam Chatalina Gym Jalan Mojopahit K-1 Malang. Berdasarkan penjabaran pada analisis data, kesimpulan dari penelitian ini adalah audien tidak semata-mata pasif dalam menerima dan memberikan makna atas hadirnya program tayangan atau teks media yang telah disajikan oleh media terkait dengan feminisme. Hal tersebut dipengaruhi oleh kondisi psikologis dan pengalaman masing-masing audien yang mana dalam hal ini adalah subjek penelitian. Subjek penelitian yang berada pada posisi dominan cenderung sepakat akan teks yang diberikan oleh media. Subjek penelitian memaknai bahwa feminisme pada program acara Tetangga Masa Gitu? di NET. merupakan hal yang wajar, hal itu disebabkan karena subjek penelitian yang berada pada posisi ini melihat feminisme dari sudut pandang perempuan kekinian, serta feminisme bukanlah hal yang tabu untuk dibahas maupun diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan audien yang berada pada posisi pembaca dinegosiasi sepakat dengan feminisme pada program acara Tetangga Masa Gitu?, para subjek penelitian beranggapan bahwa sebenarnya feminisme adalah yang hal wajar, akan tetapi terdapat pernyataan subjek penelitian yang juga menganggap bahwa feminisme sebaiknya tidak dikemas secara berlebihan agar tidak menimbulkan pandangan perempuan merendahkan laki-laki. Pada penelitian ini peneliti tidak mendapati adanya audien yang berada pada posisi oposisi, hal tersebut dikarenakan subjek penelitian secara umum menerima pesan media tanpa mengganti topik yang disampaikan media dengan pesan atau kode alternatif, dalam hal ini, tidak ada subjek penelitian yang menempatkan diri sebagai laki-laki yang digambarkan dalam tokoh program acara Tetangga Masa Gitu?. Subjek penelitian hanya sebatas memaknai dan mengkritisi isi pesan media.